Inilah yang dimaksud dengan Adat Basandi Syara', Syara Basandi Kitabullah sebagai jiwanya atau roh orang minang. Sedangkan dari peserta diskusi ada pernyataan bahwa generasi Minangkabau saat ini bingung dengan kebudayaanya sendiri di tengah kepungan kebudayaan asing. Ia tidak menjadi tuan kebudayaan ditempatnya sendiri.
Minangkabu dengan adatnya adalah proses cipta karsa dari manusia yang memperhatikan keadaan sekelilingnya kemudian berterima dengan ajaran Islam. Inilah yang disebut dengan pengertian kebudayaan Minangkabau plus Islam.
Kebudayaan adalah suatu proses yang selalu mengalami pembaharuan disebabkan oleh penyesuaian, kritik, evaluasi dan rekonstruksi atau peninjauan ulang kembali. Artinya, harus selalu ada evaluasi terhadap gerak laju kebudayaan. Evaluasi dalam bentuk rumusan atau ramuan yang dipandang sesuai dosis untuk direkomendasikan sebagai "obat" terhadap hal-hal yang sedang "sakit".
Maka ada beberapa rekomendasi yang ditawarkan dalam diskusi terbuka tersebut. Pertama, peninjauan ulang terhadap konsep rantau yang beberapa tahun belakangn ini diasumsikan merantau dengan pergi ke suatu tempat dan menjadi panggaleh. Bukankah orang Minang dahulu dengan merantaunya banyak melahirkan tokoh-tokoh intelektual untuk mneyebut beberapa nama Buya Hamka, M. Yamin dan M. Hatta.
Dalam artian, merantau intelektual memberikan pengaruh langsung terhadap berdialektikanya Minangkabau sehingga terjadi pembaharuan-pembaharuan yang membangun Minangkabau dan juga berpengaruh sampai ke tingkat nasional dan internasional.
Kedua, Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah perlu diturunkan kembali ke dalam sebuah aturan yang jelas tak terhenti ia sebagai simbol. Karena ia adalah rohnya orang Minangkabau. Artinya, Sumatera Barat perlu rencana induk kebudayaan maka ABSSBKmempunyai turunannya seperti dalam nilai kejujuran, seperti apa bentuknya.
JR
Curup
02.04.2019.
