Mohon tunggu...
Arfan Abdillah
Arfan Abdillah Mohon Tunggu... Lainnya - Petani yang suka melukis dengan papan tik

Hidup sederhana merakyat dan bahagia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Batas 1.5 C Sudah Dekat Mari Kita Bergerak

25 Juli 2022   19:37 Diperbarui: 25 Juli 2022   19:40 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kekeringan akibat pemanasan global Sumber: Pixalbay Seaq68

Sumber: Econusa.id
Sumber: Econusa.id

Apakah lantas kita sudah dapat bernafas lega? Apakah kesepakatan tersebut membuahkan hasil yang diinginkan? Nyatanya tidak demikian, bumi yang kita tinggali justru semakin mendekati batas tersebut, hanya kurang dari 0.5C lagi kita akan bertemu batas tersebut. Entah mengapa ungkapan kiamat sudah dekat menjadi lebih semakin menakutkan belakangan ini.

Untuk mendukung pernyataan tersebut, pada Februari 2021 laporan hasil observasi konsentrasi CO2 menunjukan kandungan karbon dioksida sudah mencapai level tertinggi sepanjang masa. Berdasarkan perhitungan emisi karbon yang ada, cucu -- cucu kita tidak akan mengenal bumi yang kita tinggali saat ini atau mungkin lebih buruk tidak pernah terlahir di dunia ini.

Presidensi G20 mengusung tema recover together recover stronger Submer: G20.org
Presidensi G20 mengusung tema recover together recover stronger Submer: G20.org

Momentum bersejarah seperti Presidensi G20 tidak bisa kita abaikan perananya dalam memerangi isu pemanasan global ini. Forum pertemuan negara -- negara besar yang dapat mempengaruhi dunia tentunya dapat membelokan kemudi roda takdir yang sedang mengarah pada jurang malapetaka. Presiden Jokowi menyebut pertemuan ini menjadi sebuah game changer yang perlu melibatkan banyak pihak termasuk kita semua di dalamnya.

Dalam kesempatan ini melalui lomba penulisan artikel yang dipersembahkan Bank Indonesia dan Kompasiana kita dapat melihat bagaimana para Kompasianer memberikan kontribusi mereka dengan memberikan berbagai narasi yang mengangkat tema investasi hijau. Perubahan kebijakan penanggulangan sampah, pembentukan kebijakan pembatasan emisi karbon, upaya pembentukan inovasi energi terbarukan, dan berbagai usulan lainya diungkapkan melalui berbagai tulisan dengan harapan yang sama yakni memerangi pemanasan global. 


Tentunya tidak terlepas dari bagian Kopasianer lainya, saya dalam tulisan ini juga akan berusaha memberikan solusi investasi hijau untuk ibu pertiwi walaupun sedikit tapi semoga berarti.

Ada peribahasa ikan busuk dari kepala, tetapi jelas ikan yang sudah membusuk tidak akan kembali sehat hanya dengan dipotong kepalanya. Ingatlah bumi ini sedang tidak baik -- baik saja, kita tidak bisa hanya berdiam, menunggu, dan berharap pemerintah dunia akan menyelesaikan segalanya. Kita perlu bergerak untuk berkontribusi dari rumah masing -- masing.

Ilustrasi berbagai tanaman hias yang dapat di tanam di rumah Sumber: Unsplash Vadim Kaipov
Ilustrasi berbagai tanaman hias yang dapat di tanam di rumah Sumber: Unsplash Vadim Kaipov

Ingatkah kalian dengan wejangan nenek saya tentang menanam tanaman hias? Faktanya dengan menanam tanaman hias kita telah berkontibusi mengurangi kandungan emisi karbon dalam udara dan mengurangi efek dari rumah kaca. Ironis bukan? melihat bahwa selama ini kita dapat memperpanjang usia bumi hanya dengan melakukan hal sederhana. Selain berkontribusi pada pengurangan polusi dan pemanasan global menanam tanaman hias juga memiliki berbagai manfaat diantaranya:

  • Meningkatkan kualitas udara dan kuantitas oksigen di rumah

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa tanaman menghasilkan oksigen yang vital untuk bernafas. Hanya dengan menanam tanaman hias, kualitas dan kuantitas oksigen di rumah dapat ditingkatkan. Sebelum menanam tanaman hias, apabila anda memilki rumah di dekat pegunungan atau dataran tinggi pastikan untuk menutup jendela sebelum tidur dan membuka jendela di pagi hari untuk meningkatkan kualitas udara.

  • Mengurangi stress

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun