Belum tentu, bisa saja penjual tetap ingin mendapat keuntungan lebih dengan menjual mobil lemon seharga dengan mobil peach, dengan dugaan agar si pembeli juga tidak curiga dengan mobil yang dipilihnya salah. Ketika ditawar 30 juta, dan di penjual langsung setuju, pasti pembeli curiga kalau mobil yang dipilihnya adalah mobil lemon. Pasar buntu.
Itulah kenapa sekarang anda menjumpai 'show room' yang dibangun megah di lokasi yang strategis, show room ini bisa dikatakan sebagai 'signaling' atau pemberi tanda bahwa mobil-mobil yang dijualnya bukanlah mobil-mobil lemon. Bangunan yang megah dan kokoh juga membutuhkan modal atau investasi yang besar, dan pembeli juga paham bahwa bisnis yang mereka kerjakan tidak main-main dan berorientasi dalam jangkan panjang. Hal juga merupakah salah satu bentuk upaya meyakinkan pembeli bahwa mereka sungguh-sungguh dalam menjual mobil peach. sehingg Setelah membeli kalau kenapa-kenapa perihal produk yang dibelinya kita bisa langsung mendatangi show room tersebut dan membuat pengaduan.
Itulah juga mengapa Bank-Bank membangun bangunan yang megah dan kokoh untuk meyakinkan masyarakat bahwa menyimpan uang di Bank adalah tempak terbaik dari segi keamanannya.
Dalam keadaan informasi asimetris ini penjual bukanlah pihak yang selalu diuntungkan, contohnya adalah broker (agen properti) lebih banyak tahu mengenai harga dan pasar property dibanding  masyarakat yang ingin menjual rumahnya.
Kita ambil lagi contoh yang paling sederhana dalam keadaan informasi asimetris ini. Dahulu ketika kita masih kecil, khusunya yang cowok suka bermain laying-layang. Ketika kita ingin membeli layangan banyak faktor yang memengaruhi kita sebelum membeli layangan yang akan kita jadikan pentolan.Â
Dulu waktu kecil juga kita mengalami masalah informasi yang tidak sama (asymmetric information), karena banyak tempat yang menjual layangan, kita masih belum tahu tempat mana yang memliki kualitas layangan yang terbaik, yang nggak singit kalau yang plastik, nggak gedek kalau yang kertas. Setidaknya kita harus memiliki 2 jenis layangan, yaitu yang plastik dan yang kertas.Â
Layangan kertas untuk dimainkan ketika hari cerah, dan sebaliknya layangan plastik dipakai ketika langit tidak pasti ketika akan hujan atau ketika mendung. Pegangan dan benang juga hal yang dipertimbangkan ketika ingin menerbangkan layang-layang, benang yang kuat agar tidak mudah putus ketika sedang ngadu dengan orang lain, pegangan yang mantap agar lebih fleksibel ketika memainkan layang-layang yang membuat kita focus ke langit sambal me-manage benang.Â
Penjual layangan juga tanpa mereka sadari, mereka juga melakukan 'signaling' dengan cara menjual layang-layang dengan berbagai macam motifnya, benang dengan berbagai macam mereknya, dengan pegangan/gulungan dengan berbagai macam bentuknya. Penjual ingin meyakinkan anak-anak bahwa layangan dan peralatan yang mereka jual itu bagus-bagus kareta anak-anak bisa memilih lebih banyak yang mereka suka.
Signalling bisa dikatakan upaya untuk mengurangi dampak dari asimetris tersebut.
Kembali ke penjual mobil tadi, apakah mobil yang ada di show room tadi benar-benar berkualitas semuanya? Juga apakah performa keuangan bank-bank tadi sekokoh dengan gedungnya? Asymmetris Information.
Sumber:
Narwanto, Heru. 2012. "berpikir layaknya ekonom". Jakarta: housingestates books.