Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

KRL Vs Penggunanya, Tentu Kita Kalah Telak

23 Januari 2022   16:40 Diperbarui: 25 Januari 2022   12:38 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiket KA Lokal Rangkas (Dokumentasi pribadi)

Kenaikan tarif dasar krl dari Rp 3.000 ke Rp 5.000 adalah sesuatu yang menurut saya pribadi tidak masalah. 

Toh dari pertama kali saya menggunakan transportasi ini di tahun 2008 nyaris sampai sekarang, saya sudah benar-benar merasakan perubahannya. 

Dulu penyebutannya hanya naik kereta saja, toh saat itu tidak semua keretanya bersumber daya listrik. Jadwalnya juga ampun-ampunan berantakan sekali. Tak percayakah ?

Jika saat itu pertama kali saya merantau ke Jakarta, kereta itu bentuknya macam-macam, dan rute jalurnya yang amburadul. Ada reguler, ada patas ekonomi, dan juga patas ekonomi AC.

Sudah begitu hanya bisa beli tiket beberapa menit sebelum kereta masuk stasiun, tiga puluh atau dua puluh menit sebelum jadwal berangkat seingat saya. 

Stasiunnya pun masih diiisi oleh pedagang kaki lima dan ya modelan terminal. Juga tidak semua stasiun keretanya berhenti.  Tidak ada interkoneksi yang mudah antar stasiun seperti sekarang ini. 

Perbedaan harga KRL reguler dan yang patas juga bisa dibilang lebih mahal dari sekarang. Juga jadwal yang bisa dibatalkan tiba-tiba sungguh merepotkan. 

Seingat saya yang Patas Bogor saja saat itu di tahun 2010 sudah menyentuh Rp 5.000 lebih dari Jakarta Kota. 

Jangan lihat nominal itu sekarang, cek deh nominal saat UMR tahun 2010. Dari Manggarai ke Bekasi juga sudah Rp 4.000 dan kalau sudah nunggu di peron, keretanya melengos gitu saja, sakitnya bisa jadi umpatan 7 hari 7 malam.

Ada banyak hal yang perlu dibenahi dalam segala hal yang menyangkut fasilitas KRL saat ini, yang juga tidak boleh ditutup sebelah mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun