Pengaruh Luar Negeri dan Proxy Wars: Negara-negara besar atau regional memakai konflik ini sebagai medan persaingan pengaruh. Dukungan finansial, ideologis, dan militer terhadap kelompok lokal memperpanjang konflik dan menambah kerumitan penyelesaiannya. Council on Foreign Relations+2Girr Journal+2
Implikasi terhadap Minoritas dan Komunitas Rentan: Kristen, Ahli Sunnah di wilayah Syi'ah dominan, dan sebaliknya, sering menjadi korban represi, marginalisasi, atau kurangnya perlindungan hak sipil. SpringerLink
Upaya Penyelesaian dan Solusi
Beberapa upaya dan pendekatan solusi yang pernah atau sedang dilakukan:
Dialog antar sektarian
Organisasi keagamaan, ulama dari kedua belah pihak, dan institusi non-pemerintah telah mencoba membuka dialog untuk saling memahami, meredakan ketakutan dan kesalahpahaman. Ini mencakup seminar, pertemuan ulama, dan konsensus fatwa yang mengakui keberagaman mazhab. journal.alhikam.net+1Pengakuan hak politik, sosial, dan budaya
Kebijakan dalam negeri yang memastikan bahwa kelompok minoritas sektarian mempunyai representasi politik, akses ke layanan publik, dan keamanan terhadap diskriminasi. Misalnya reformasi hukum, kebijakan inklusif, dan perlindungan atas hak berhukum atas dasar agama.Pembatasan intervensi asing
Karena perang proxy dan dukungan luar dapat memperpanjang konflik, pembentukan mekanisme diplomasi multilateral yang melibatkan negara-negara tetangga dan organisasi internasional dapat membantu menahan eskalasi.Pendidikan dan media sebagai alat meredakan konflik
Mengembangkan kurikulum yang menekankan toleransi, sejarah bersama, dan narasi yang mengurangi stereotip. Media massa dan sosial dapat membantu menyebarkan konten damai serta mencegah penyebaran hoaks sektarian.
Kesimpulan
Pertarungan dominasi antara Sunni dan Syi'ah bukan sekadar perbedaan teologis, melainkan juga soal politik, geopolitik, dan identitas. Dominasi yang diupayakan melalui kekuasaan politik dan pengaruh ideologi sering menimbulkan konflik berkepanjangan serta dampak negatif terhadap stabilitas dan persatuan sosial. Solusi damai memerlukan kombinasi dialog, keadilan bagi semua kelompok, dan pengurangan faktor eksternal yang memperkeruh suasana. Membangun rasa saling menghormati dan pengakuan hak kelompok minoritas menjadi kunci menuju koeksistensi.
Referensi