Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anas Ditahan, Demokrat Makin Sekarat

12 Januari 2014   01:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13894646491916457443

[caption id="attachment_289628" align="aligncenter" width="449" caption="Ilustrasi (KOMPAS.COM/ KRISTIANTO PURNOMO)"][/caption] Baru terjadi dalam sejarah perpolitikkan Indonesia (maaf kalau salah dikoreksi), seorang mantan petingi Parpol ditahan karena dugaan skandal korupsi. Siapa lagi, kalau bukan Anas Urbaninggrum, mantan Ketua Partai Demokrat besutan Presiden SBY. Penahanan Anas memang menjadi 'kabar buruk' bagi Partai berlambang Mercy ini. Mengapa disebut kabar buruk? Meskipun Anas sudah bukan fungsionaris partai dan telah keluar dari keanggotaan partai, citra Anas di mata publik tidak bisa lepas dari jas biru yang menjadi jas kebanggaan Demokrat. Publik akan tetap melihat bahwa kasus yang meliliti Anas terkait dengan tugasnya sebagai pengurus dan fungsionaris partai Demokrat. Hal inilah yang kemudian membuat Ruhut Sitompul pun akhirnya mengakui juga bahwa penahanan Anas Urbaninggrum malah membuat elektabilitas Demokrat akan kian terjun bebas menjelang pileg 2014. Tidak mengherankan juga jika selama ini Presiden SBY sebagai Ketum Partai Demokrat pun selalu merasa Anas  dengan PPI yang didirikannya sebagai 'slilit' yang harus dikeluarkan dari sela-sela taring kekuasaan Partai Demokrat. Apa pun pernyataan yang dikeluarkan Anas dan PPI selalu dianggap sebagai 'ancaman' bagi elektabilitas Demokrat. Nah, penahanan Anas menjadi momentum penentuan tersendiri bagi elektabilitas Partai Demokrat. Publik akan terus mengawasi kasus Anas. Jika Anas benar-benar terlibat korupsi, maka stigma negatif sebagai partai berslogankan 'katakan tidak pada korupsi' tetapi tetap korupsi dalam praksis para kadernya akan semakin terpatri di ruang sadar maupun bawah sadar publik. Publik seolah berkata: "lihat tuh partai Demokrat, mantan ketuanya saja terlibat skandal korupsi, bagaimana dengan yang lainnya?" Apalagi kemudian jika Anas benar-benar membuka buku pada halaman kedua  dan selanjutnya yang bisa saja semakin meperlebar jaringan korupsi di tubuh partai yang pernah membersarkan dan dipimpinnya tersebut. Publik pun masih menantikan agar Anas bisa 'bernyanyi' dengan jauh lebih merdu dari 'nyanyian rekan separtainya, Nazarudin yang kemudian akhirnya membawa Anas ke sangkar buatan KPK.  Nyanyian Anas diharapkan lebih merdu karena sebagai mantan Ketum Demokrat, Anas pasti lebih banyak tahu 'isi perut' Partai Demokrat yang sesungguhnya dibandingkan Nazarudin. Jika, apa yang Anas umbar selama ini bukan sekedar 'gertak sambal', maka siap-siaplah Partai Demokrat dan Presiden SBY akan 'kado balasan' dari Anas bagi Demokrat jelang Pileg 2014. Mari menantikan nyanyian merdu dari Anas tentang Demokrat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun