Mohon tunggu...
M. Fajar Anshori
M. Fajar Anshori Mohon Tunggu... Mahasiswa - laki-laki

Mahasiwa Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kurangnya Pendapatan Keluarga Memicu Masalah Dalam Rumah Tangga

4 Juli 2023   17:32 Diperbarui: 12 Juli 2023   14:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terjadinya pertengkaran di dalam rumah tangga merupakan suatu hal yang lumrah. Pertengkaran sendiri biasa terjadi dikarenakan oleh beberapa sebab, ada pertengkaran yang disebabkan karena adanya perbedaan pendapat antara suami dan istri, ada jugu yang berdebat masalah keuangan atau ekonomi, dan yang paling sering terjadi yaitu masalah perselingkuhan. Ke tiga hal tersebut merupakan suatu peristiwa yang memicu awal munculnya pertengkaran dan perselisihan antara suami dan istri. Tidak memungkiri bahwa adanya pertengkaran seperti halnya diatas dapat menimbulkan rasa emosi yang membawa suatu hubungan suami istri memasuki jurang perceraian. Perceraian merupakan putusnya ikatan dalam hubungan suami istri, berarti putusnya hukum perkawinan sehingga tidak lagi berkedudukan sebagai suami istri yang sah dan tidak lagi menjalani kehidupan bersama dalam suatu rumah tangga. Pada dasarnya undang-undang perkawinan mempersulit adanya perceraian seperti ini, tetapi bukan berarti undang-undang perkawinan tidak mengatur sama sekali tentang tata cara perceraian bagi para suami dan istri yang ingin mengakhiri sebuah hubungan  perkawinannya dengan jalan perceraian. Secara umum, pengaturan masalah perceraian di Indonesia terdapat dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUPerkawinan) dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (PP 9/1975).

Peceraian tidak mungkin terjadi kalau tidak ada suatu masalah yang menyebabkan hal ini terjadi. Masalah-masalah itu muncul dikarenakan beberapa faktor seperti yang sudah dijelaskan diatas. Bukan berarti cerai adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan permasalahan di dalam rumah tangga namun ada beberapa cara agar tidak menjadikan cerai adalah jalan keluar. Cara yang pertama yaitu jangan menyalahkan pasangan satu sama lain, di dalam suatu hungungan rumah tangga tentunya tidak luput dari yang namanya kesalahan dan pertengkaran. Namun dengan menyalahkan satu sama lain tidak akan memperbaiki masalah, yang ada malah semakin memperkeruh suasana. Yang kedua belajar saling memaafkan dan melupukan, dengan saling memaafkan dan melupakan suatu masalah maka di dalam suatu hubungan rumah tangga akan baik-baik saja dan yang terpenting tidak boleh mengungkit masalah-masalah yang sudah terjadi di masa lalu.

Di masa pandemi seperti beberapa tahun kemarin  banyak pasangan suami istri yang mengeluh perkara pertengkaran rumah tangga yang mengelukan masalah keuangan atau ekonomi bahakan ada juga yang sampai bercerai karena faktor ekonomi yang melemah akibat dari pandemi. Dan untuk menghindari supaya hal itu tidak terjadi maka ada beberapa pencegahan agar perceraian ini tidak terjadi, diantaranya yaitu dengan memperketat dan hemat dalam pengeluaran, dalam kasus ini hemat bukan berarti pelit. Kebutuhan primer lebih penting dari pada kebutuhan sekunder jika kebutuhan primer masih pas-pas an ada baiknya untuk untuk tidak menuruti keinginan-keinginan yang membuat kita ingin membeli barang yang tidak seharusnya kita beli. Yang ke dua yaitu memahami lebih dalam sama lain atau saling mengerti keadaan ekonomi yang terjadi. Memahami satu sama lain dengan pasangan membuat emosi lebih terkontrol dan tidak akan menimbulkan pertengkaran. Selanjutnya ada beberapa jalan keluar dengan cara mempertimbangkan dan memikirkan kembali bagaimana agar keadaan ekonomi menjadi lebih baik yaitu dengan antara suami dan istri bisa bekerja. Pada zaman sekarang banyak peluang pekerjaan terutama bagi para perempuan salah satunya yaitu dengan cara berjualan online. dengan cara ini di harapkan keadaan ekonomi keluarga lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun