Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pertama Sejak Krismon! Era Jokowi Kemiskinan di Titik Terendah

10 Oktober 2018   08:56 Diperbarui: 10 Oktober 2018   09:00 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertama Sejak Krismon! Era Jokowi Kemiskinan di Titik Terendah

Oleh : Teguh Wibowo )*

Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo mencatatkan sebuah sejarah baru di bidang perekonomian. Untuk pertama kalinya dalam sejarah perekenomian Indonesia pasca Krisis Moneter (Krismon) 1998 lalu, tingkat kemiskianan di Indonesia berada di titik terendah.

Merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat kemiskinan penduduk Indonesia per Maret 2018 9,82 persen. Persentase ini merupakan yang terendah sejak era Krismon satu dekade silam. Sebagai perbandingan, tingkat kemiskinan Indonesia kala itu mencapai 24,2 persen.

"Maret 2018 untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. Kalau dilihat sebelumnya, biasanya 2 digit, jadi ini memang pertama kali dan terendah," kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (16/7/2018) sebagaimana dilansir Kompas.com.

Dengan persentase tersebut, pada Maret 2018 lalu, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,95 juta. Angka ini menurun dibandingkan pada September 2017 yang menembus 26,58 juta penduduk miskin di Tanah Air.

Baik penduduk miskin di perkotaan maupun di pedesaan persentasenya sama-sama menurun dalam periode yang sama. Pada Maret 2018, persentase penduduk miskin di Indonesia 7,02 persen atau turun dari 7,26 persen dari September 2017. Sementara penduduk miskin di pedesaan menurun dari 13,47 persen pada September 2017 menjadi 13,20 persen pada Maret tahun ini.

Penurunan angka kemiskinan ini, dipicu oleh sejumlah faktor. Inflasi umum yang tergolong rendah menjadi salah satunya. Pada periode tersebut, tingkat inflasi umum 1,92 persen.

Rata-rata pengeluaran perkapita per bulan untuk rumah tangga yang berada di 40 persen lapisan terbawah meningkat menjadi 3,06 persen. Pemberian bantuan sosial dari pemerintah yang lebih tinggi juga memiliki dampak dalam hal ini. Sebagai perbandingan pada kuartal pertama 2017 lalu bantuan sosial tunai dari pemerintah masih mentok di 3,39 persen dan meningkat menjadi 87,6 persen pada kuartal yang sama di tahun 2018. Pemberian bantuan lain baik berupa beras sejahtera (rastra) dan bantuan pangan non-tunai pada kuartal 1 tahun ini yang sesuai jadwal pun turut berkontribusi pada semakin minimnya angka kemiskinan.

Sementara itu, pembangunan infrastruktur yang terus getol dilakukan di era Jokowi ini diharapkan juga akan memberi dampak pada perbaikan perekenomian Indonesia di masa-masa yang akan datang. Seperti diketahui, masa pemerintahan saat ini pengembangan infrastruktur digenjot begitu massif tak hanya di Jawa, tetapi juga di luar Jawa.

Kabar soal peresmian jalan tol baru, bandara, pelabuhan baru hampir selalu mewarnai berbagai kanal media masa setiap harinya. Hal ini menandai adanya keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur yang tak lain merupakan elemen krusial dalam membangun perekenomian bangsa. Dengan adanya infrastruktur yang baik, diharapkan masyarakat akan semakin mudah dalam menjalankan aktivitas perekenoniannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun