Mohon tunggu...
Metaverse

E-Sport, Perlukah di Jurusan Olahraga?

20 Maret 2019   12:45 Diperbarui: 20 Maret 2019   12:53 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
E-Sport. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jamie McInall

Perkembangaan yang saat ini sedang menjadi perbicanggan dikalangan anak muda adalah esport (olahraga elektronik). Olahraga elektronik atau umumnya disingkat esport memang berangkat dari dunia gaming, namun hal itu sangat berbeda dan tidak bisa disamakan. 

Esport sendiri sudah menjadi suatu pekerjaan, jadi tidak hanya dimainkan dikala waktu luang saja layak ya game biasa, hal ini yang membedakan antara esport dengan game pada umumnya eSport merupakan singkatan dari elektronik sport. Elektronik yang berati sesuatu yang berkerja dengan menggunakan banyak komponen kecil khususnya microshi dan transitor, yang mengendalikan suatu arus listrik. 

Sport artinya suatu aktivitas dan ketangkasaan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang saling bertanding antar kelompok. eSport disebut dengan suatu kegiatan adu ketangkasaan antar individu dan kelompok berolahraga dengan video game.

Pada Asian games tahun 2018 yang disenggelarakan di Indonesia, elektronik game sudah menjadi sebuah pertandingan kompetisi antar pemuda Se-Asia. Masuknya cabang olahraga elektronik ini diajang event internasional menjadi sebuah tantangan dan pengalaman yang sangat menarik untuk kalangan anak muda. 

Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa olahraga permainan game elektronik sudah merupakan kegiatan yang hampir setiap waktu akan di lakukan, fitur-fitur yang menarik menjadi sebuah alasan mengapa banyak sekali mahasiswa yang bermain game elektronik ini. 

Game elektronik ini dapat membuang rasa kejenuhan saat dikampus tidak hanya membuang kejenuhan tetapi game elektronik ini mampu menjadikan sarana ajang kompetisi antar mahasiswa olahraga, karena di era sekarang mahasiswa olahraga tidak hanya bertanding secara fisik tetapi sekarang kompetisi pun bisa dilakukan di dunia teknologi dengan beradu strategi dan menciptakan kemenangaan.

Memang jika didalam dunia pendididikan game online tidak bisa disandingkan satu sama lain banyak pro dan kontra yang terjadi. Pihak kontra menyatakan bahwa stigma yang ada dalam masyarakat adalah lebih cenderung buruk Karena bermain game dapat menjadikan mahasiswa lupa akan pendidikan sebagai prioritas, namun esport sendiri adalah sebuah permainan yang membutuhkan keterampilan, strategi, taktik, kosentrasi, komunikasi, koordinasi, kerja tim dan pelatihan intensif. 

Menurut McKinely  meskipun hanya game yang terdiri dari remote control, esport juga bias memperbaiki koordinasi mata dan tangan. Keterampilan ini tidak hanya bias membantu dalam olahraga, tapi juga karir yang membutuhkan keterampilan ini  Selain koordinasi yang baik, pemain game disebut juga prefesional game juga memrlukan motivsi ketika bermain. Mc Clelland telah mengajukan teori motivasi yang secara dekat berhubungan dengan konsep pembelajaraan. Teori yang dikaji oleh McClelland ini menitik beratkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi.

Di dunia serba digital ini, mahasiswa jurusan olahraga khususnya disetiap kampus wajib memiliki labotarium khususnya untuk minat dan bakat seseorang didunia game elektronik dengan adanya labotarium di setiap kampus olahraga se-Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun