Mohon tunggu...
Faiz Nur
Faiz Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - pelajar, tetap pelajar, dan selalu belajar

Mahasiswa, tertarik menulis (sastra dan ilmiah) dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mencari Dermaga Cinta Edisi 2 (Jujur pada Diri Sendiri)

17 Desember 2017   22:53 Diperbarui: 17 Desember 2017   22:58 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Memang disaat tertentu rasa menjadikan kita gila. Mungkin itu yang saat ini terjadi padaku, akal sehatku seakan tak lagi berfungsi seperti bisanya, sebuah rasa yang bahkan belum aku yakini benar-benar ada dalam diriku kepadanya. Belakangan ini banyang-bayang wajahnya kerap kali menggangu aktivitasku bahkan hadir dalam tidur malamku.

Ada yang berbeda dengan diriku belakangan ini. Bukan hanya aku yang berkata seperti itu, bahkan teman-teman asramaku juga berkata seperti itu, aku lebih banyak melamun dan bertingkah tak jelas. 

Aku mencoba berpikir tenang-tenang "tidak mungkin aku jatuh cinta, tidak mungkin" kucoba meyakinkan diriku sendiri bahwa aku tidak jatuh cinta, apalagi dengan teman sekelasku sendiri, namun tampaknya aku gagal meyakinkan diriku sendiri, sekertaris kelas itu semakin kerap menghantui pikiranku, wajahnya yang manis dengan gaya bicara lembutnya selalu terbayang-bayang, muncul setiap waktu, kucoba melupakan segala yang kuingat dari dirinya tapi nampaknya sia-sia, apalagi karena hampir setiap hari aku selalu berjumpa dengannya.

Parahnya lagi, rasa ini terbawa hingga kedalam kelas. Salah tingkah dalam kelas tak dapat aku hindari apalagi saat aku berbicara dengannya walaupun hanya sekedar membahas mengenai tugas yang kebetulan kita sekelompok. Selalu aku bersusah payah menenangkan diriku sendiri dari sikap salah tingkah setiap aku melihatnya, tapi bagaimana lagi hampir tiap hari aku berada dalam ruangan yang sama dengannya, apalah daya yang penting aku sudah berusaha.

Saat ini yang terpenting bagiku adalah bagaimana aku bisa mengendalikan diriku sendiri agar tidak terlihat salah tingkah. Kuyakinkan diriku bahwa aku tidak ada rasa padanya, aku hanya mengagumi sikap yang ada pada dirinya tak lebih, aku harus yakin, yakin, dan yakin.

Dalam suasana keheningan malam, suatu hari kucoba renungkan apa yang sedang terjadi pada diriku sendiri. Mengapa aku seperti ini, padahal sudah lebih dari dua tahun aku bersamanya sejak awal aku kuliah, namun aku tak bisa berbohong pada diriku sendiri, hatiku kini harus jujur pada diriku sendiri "sejujurnya aku jatuh cinta".

 Cerita ini tersusun dalam beberapa edisi. Lihat kelanjutan cerita bertema "Mencari Dermaga Cinta" edisi selanjutnya disini dan jang lupa followjuga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun