Mohon tunggu...
Faiz NurHailal
Faiz NurHailal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030149

Spam Artikel Sampai Lulus Target Point

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Salah Masuk Gang di Pasar Kembang

9 Juni 2022   01:06 Diperbarui: 9 Juni 2022   01:17 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Eksotis Jogja

Hallo sobat kompasianer,,

Berbicara tentang keindahan Kota Yogyakarta yang terkenal akan keindahan Kota dan Budaya nya ini,memiliki daya tarik yang sangat luar biasa.Yogyakarta mampu memberikan magnet kepada siapa saja yang belum pernah menginjakan kaki nya di Yogyakarta untuk segera datang dan menikmatinya,juga magnet yang sangat luar biasa ketika seseorang yang telah berada di Yogyakarta untuk sulit meninggalkan nya.

Hal ini memang sangat di rasakan,karena Kota yang di juluki sebagai kota Gudeg ini,mampu memberikan keindahan yang sangat luar biasa,baik dari keindahan tersusun nya kota hingga sejarah budaya yang masih kental yang sangat menarik untuk di nikmati saat berwisata.

Namun,tak heran jika Kota-kota besar masih menyimpan sisi gelap di balik ramai nya kota.Dan tidak di pungkiri juga bahwa kota Yogyakarta ini menaruh sisi gelap nya bagi para penikmat hiburan malam.

Kali ini penulis akan memberikan sebuah informasi yang semata-mata hanya di jadikan sebagai bahan acuan untuk bisa waspada terhadap wisatawan yang memang benar-benar hanya menikmati suasana budaya dan wisata di Yogyakarta.

Tak salah juga,apabila artikel ini di angkat agar senantiasa para wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Kota Yogyakarta agar tidak salah jalan pada saat berwisata di Kota ini.Alih-alih ingin berjalan menyusuri keindahan Kota,namun yang terjadi malah di tawari hal yang bertentangan dengan norma asusila.

Yah,kali ini penulis akan memberikan sebuah informasi kepada kalian terkait lokalisasi yang di jadikan markas oleh pria hidung belang.Pasal nya lokalisasi yang berada di Pasar Kembang ini,memang benar-benar berada di jantung kota Yogyakarta.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Pasar Kembang atau yang biasa di sebut Sarkem ini adalah tempat lokalisasi yang bersebalahan dengan Malioboro.Masyarakat menyebut nya dengan Gang 3 dan Sarkem ini tepat berada di belakang Hotel-hotel dan pertokoan di Malioboro.

Bagi para wisatawan yang baru saja atau belum tahu tentang sisi gelap Yogyakarta,setidak nya kalian juga tahu bahwa tempat lokalisasi ini sangat berdampingan dengan kalian pada saat jalan-jalan di Malioboro.Dengan begitu para wisatawan pun jangan sampai salah masuk ke gang-gang yang berada di sekitaran Malioboro,karena di takutkan malah salah masuk ke tempat lokalisasi tersebut.

Namun ciri khas dari gang lokalisasi tersebut adalah dengan adanya para penjaga atau preman yang menagih uang kepada wisatawan yang masuk,yang berdalih uang tersebut di gunakan sebagai uang kebersihan.

Para penjaga tersebut biasanya menagih uang sekitar 5000 an kepada siapa saja yang masuk melewati gang tersebut.

Namun dengan harga yang begitu murah untuk masuk,tak heran jika kalian penasaran kalian dengan sangat mudah bisa memasuki gang tersebut.Dan jikalau kalian benar-benar masuk,kalian akan merasakan suasana yang sangat berbeda ketika lampu redup yang terpasang di sepanjang gang,dan para wanita yang menawarkan jasa nya akan terus memberikan kode nya untuk segera di beli,

juga tempat karaoke yang terdengar suara musik yang kencang yang membuat wisatawan yang bertentangan akan sangat terganggu.

Maka dari itu,untuk para pembaca yang akan berwisata ke Yogyakarta agar setidak nya berhati-hati dan meluruskan hati bahwa niat kalian untuk berwisata ke Yogyakarta ini adalah menikmati keindahan suasana dan budaya di Kota Yogyakarta ini.

Namun tidak di pungkiri juga bahwa sisi gelap Pasar Kembang ini,menyimpan sisi sejarah nya.

Sarkem atau Pasar Kembang  kembang ini ternyata sudah ada pada sejak tahun 1818,dan tentunya Sarkem ini telah ada pada saat dari jaman kolonial Belanda.Tentu saja Sarkem ini memiliki nilai historis yang tidak dapat di lepaskan dari citra Kota Yogyakarta.

Pada saat dahulu,Sarkem sengaja di bangun oleh pemerintahan kolonial Belanda sebagai tempat hiburan bagi para pekerja pembuatan rel kereta dari Yogyakarta ke Kota-kota terdekat.Hal ini juga memang sebuah rencana cerdik dari Penjajah Belanda agar senantiasa para pekerja bisa menikmati hiburan malam hingga menghabiskan uang nya hanya untuk sekedar memuaskan nafsu sesaat.

Dan tentu saja,ketika para pekerja tersebut menikmati hiburan di Sarkem,otomatis uang yang masuk di lokalikasi tersebut di putarkan lagi oleh Belanda untuk memperluas lagi kekuasaan nya.

Namun,terkait dari lokalisasi yang terkenal di Yogyakarta ini memang sudah menjadi rahasia umum yang bukan harus di tutupi lagi,namun citra nama baik Yogyakarta harus selalu tetap di jaga dan harus menjadi sebuah cerita yang akan selalu di kenang saat perjalanan wisata.

Dan tentunya,kita sebagai masyarakat indonesia harus taat terhadap peraturan yang ada,seperti hal nya menolak asusila dan segala yang berhubungan dengan itu.

Meskipun dari sejak dahulu pemerintah telah memberikan penyuluhan terkait penyimpangan adanya lokalisasi ini dan sampai saat ini belum ada penutupan.Namun setidak nya masyarakat sekitar dan wisatawan yang datang jangan sekali-sekali mencoba untuk melakukan jasa prostitusi,agar senantiasa para PSK yang menyediakan jasa agar beralih profesi dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harkat derajat dan martabat nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun