Saya mahasiswa dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Saya tertarik mengikuti kegiatan kuliah terpadu yang dilaksanakan di Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan. Alasan saya tertarik mengikuti perkuliahan terpadu karena saya rasa dengan adanya kegiatan ini dapat menjadikan kesempatan untuk belajar langsung di lapangan, mengasah kreativitas, dan dapat menggabungkan ilmu yang dipelajari di kampus dengan praktik nyata di masyarakat.
Ketika pertama kali saya di beri tugas untuk membuat produk dan mengikuti pameran, saya sangat berantusias, karena bukan kali pertama saya melakukan tugas tersebut. Kegiatan ini berasa menantang karena produk yang dibuat di pamerkan langsung kepada masyarakat umum.
Ekspetasi saya terhadap kegiatan ini agar mendapatkan pengalaman baru yang berharga, belajar berinteraksi langsung dengan konsumen, dan mampu mengasah keterampilan dalam berwirausaha.
Saya bersama kelompok memiliki ide produk untuk membuat kue kering. Ide ini berawal dari teman saya bernama Margareta yang kemudian di sepakati oleh kelompok. Produk yang kami buat di beri nama Pecah Sastra Cookies yang di buat untuk menggabungkan dunia sastra dengan sesuatu yang bisa di nikmati yaitu makanan kue kering. Ide produk ini terinspirasi dari kue yang bernama Fortune Cookies.
Produk ini memiliki makna tersendiri, karena tidak hanya menyuguhkan rasa tetapi didalamnya menyampaikan kata-kata sastra. Produk ini berkaitan dengan budaya lokal dalam bentuk kutipan sastra yang berasal dari karya sastrawan lokal selain itu pada pilihan rasa, sehingga produk ini dapat memperkenalkan kekayaan budaya dan sastra kepada masyarakat luas.
Proses pembuatannya sangat menantang, dalam menjaga tekstur kue, pembentukan kue, dan menentukan ukuran kue. Kendala kami adalah waktu produksi yang terbatas dan peralatan yang sederhana.
Dalam hal pemasaran, saya bersama kelompok mempromosikan melalui media sosial yaitu dengan membuat akun instagram khusus, yang mengunggah foto produk dan keunikan produk. Selain itu kami juga menyebarkan poster digital melalui WhatsApp dan grup mahasiswa. Disaat pameran kami juga membuat banner untuk menarik perhatian para pengunjung. Strategi ini cukup efektif, terbukti dari banyaknya pengunjung yang tertarik untuk mampir ke stand kami, bertanya tentang konsep produk, bahkan membeli untuk dijadikan hadiah untuk pasangannya.
Suasana saat pameran di Wisata Edukasi Jowaran yang berada di Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan sangat meriah dan penuh semangat. Para mahasiswa hingga beberapa masyarakat tampak antusias mengunjungi setiap stand. Beberapa pengunjung tertarik dengan Pecah Sastra Cookies karena memiliki konsep yang unik yaitu menggabungkan antara sastra dengan makanan. Kami berhasil menjual cukup banyak produk, kepada para mahasiswa yang penasaran dengan isi kue yang didalamnya terdapat kutipan sastra. Selain itu, banyak yang ingin mencoba karena produk kami berbeda dengan kue kering pada umumnya. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika dosen kami membeli satu pcs cookies dan membaca kutipan di dalam kue tersebut. Ketika itu kutipan berisi quotes tentang hidup semangat dan quotes itu di jadikan untuk motivasi beliau dan kami.
Dari pengalaman ini, saya belajar banyak tentang dunia usaha, termasuk pentingnya berkomunikasi dan konsisten dalam menjalankan bisnis. Saya sadar bahwa terbangunnya usaha bukan dari menjual barang saja, tapi tentang membangun sebuah cerita, nilai, dan komunikasi bersama konsumen. Dengan adanya kegiatan ini, saya jadi tertarik untuk menekuni dunia wirausaha, karena saya mampu menciptakan produk yang mempunyai makna. Namun, saya juga melihat tantangan yang nyata mulai dari modal, waktu, hingga membangun jaringan pasar, semua membutuhkan persiapan yang matang. Saya sebagai mahasiswa, menjadikan pengalaman ini untuk memperkaya cara pandang saya tentang pentingnya berkontribusi nyata kepada masyarakat melalui kreativitas.
Harapan ke depannya, saya akan mengembangkan Pecah Sastra Cookies menjadi produk yang mudah di jangkau, mungkin dipasarkan secara daring atau pre-order. Dalam hal kewirausahaan dan pengabdian, saya ingin melibatkan unsur kebudayaan dan literasi, karena menurut saya keduanya bisa menjadi kekuatan lokal yang bernilai tinggi.
Untuk teman-teman mahasiswa yang masih ragu dalam memulai usaha, pesan saya "jangan takut mencoba, mulailah dari hal yang kecil, dari apa yang kamu bisa dan kamu suka, karena dari situlah muncullah ide besar yang bisa tumbuh dan berkembang "
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI