Mohon tunggu...
Faizal Chandra
Faizal Chandra Mohon Tunggu... Relawan - Guru Matematika

terus belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pacaran Dulu Lalu Menikah atau Ta'aruf Lalu Menikah?

13 Februari 2018   17:29 Diperbarui: 14 Februari 2018   18:06 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah berfirman dalam surat An-Nur Ayat ke 32 yang memiliki arti "Dan Nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi maha mengetahui."

Rasulullah SAW bersabda: "Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agama. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-islamnya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka." (Hadist Shahih riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175)

Dari pengertian diatas diketehui bahwa sebenarnya pacaran dan ta'aruf  sama untuk saling mengenal satu sama lain akan tetapi bedanya pacaran itu menggunakan perasaan sedangkan ta'aruf tidak, maksudnya pacaran itu saling mengenal yang didasari rasa saling menyukai sedangkan ta'aruf tidak harus ada perasaan suka terlebih dahulu. Dan menikah adalah kewajiban setiap insan manusia untuk meneruskan garis keturunannya dan menyempurnakan separuh agamanya serta menyatukan dua keluarga dengan seluruh perbedaannya.

Pacaran dulu lalu menikah. Ketika dua insan manusia yang sedang dimabuk cinta memutuskan untuk berpacaran dan setelah menjalani hubungan berpacaran terdapat kecocokan dan kedua pihak keluarga  telah merestui untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, berarti mereka berdua sudah siap secara mental, fisik, dan material untuk menjalani kehidupan berumah tangga dengan segala rintangannya yang akan terjadi.

Ta'aruf. Sebelum seorang laki-laki memutuskan untuk menikahi seorang perempuan,  tentunya seorang laki-laki harus mengenal terlebih dahulu siapa perempuan yang hendak dinikahinya, begitu pula seorang perempuan juga harus mengenal siapa laki-laki yang berkeinginan untuk menikahinya. Tentunya dalam proses saling mengenal satu sama lain selain dengan pacaran (yang sebetulnya dilarang oleh agama islam) terdapat ta'aruf yang diajarkan oleh agama islam.  Ta'aruf adalah proses perkenalan/ saling mengenal antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menuju jenjang pernikahan. 

Ta'aruf ini dilakukan dengan singkat karena memang tujuannya untuk ke jenjang pernikahan setelah meresa bahwa cocok atau telah memantapkan hati maka akan dilanjutkan ke khitbah dan setelah itu menikah dan pacaran (kok pacaran), kan setelah menikah mereka akan pacaran secara halal kan... hehehehe. Ta'aruf biasanya dilakukan dengan bantuan teman atau dikenalkan dan kita(laki-laki) membuat biodata , atau bisa dilakukan oleh kedua belah pihak kelurga atau orang tua (perjodohan), bisa juga dilakukan oleh seorang laki-laki yang telah mengenal seorang perempuan (berteman) dan ia merasa kalau seorang perempuan tersebut adalah jodohnya dan ia mendatangi orang tua perempuan itu untuk meminta izin berta'aruf dengan anaknya. Dalam melakukan ta'aruf tidak semuanya berakhir dengan menikah karena mungkin belum berjodoh.

Kesimpulannya pacaran dulu lalu menikah atau ta'aruf lalu menikah. Pilihan ini tertuju pada pribadi masing-masing, yang pasti nantinya mereka juga akan menikah, seperti yang saya jelaskan bahwasanya setiap insan manusia pasti akan menikah walaupun jodohnya masih belum diketahui dan pada umur berapa, akan tetapi menurut saya lebih baik ta'aruf karena menghindari perbuatan yang bisa menimbulkan dosa. saya tidak mengatakan bahwa pacaran itu tidak boleh, akan tetapi menurut saya pacaran itu kurang baik. 

Didalam agama islam tidak diperbolehkan memandang wanita terlalu lama, menyentuh tangan wanita dengan adanya nafsu, dan terlalu mencintai pasangan didalam islam sebagaimana hadist nabi yang  diriwayatkan oleh ahmad dan abu daud dari abi darda' bahwasanya Rasulullah SAW bersabda  "mencintai sesuatu secara berlebihan dapat membutakan pandangan dan mentulikan pendengaran" dan ada sebuah riwayat yang menjelaskan "Cintailah seseorang secukupnya saja bisa saja nanti dia akan menjadi orang yang kau benci dan bencilah seseorang secukupnya saja bisa saja nanti dia akan menjadi orang yang kau cintai". Dan jika pada saat ini anda masih belum memiliki akan tetapi mempunyai keinginan untuk menikah saya doakan cepat bertemu dengan jodohnya dan menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun