Â
Di sebuah daerah perkampungan yang subur, tumbuhan dan pepohonan yang menghijau dan juga semak yang masih lebat di tengah hutan belantara yang masih perawan di atas hamparan tanah yang datar.Di dalam kampung yang di kelilingi sungai kecil Hiduplah sekelompok masyarakat kecil nan rukun dan damai meskipun masih sangat primitive.lebih kurang 53 km dari bundaran Simpang ampek ibu kota kabupaten Pasaman barat ke arah Utara tepatnya di jorong parit, kabarnya jorong parit yang kita kenal saat sekarang ini adalah pengembangan dari sekelompok orang yang tinggal di situ dulunya.Sontak menjadi bahan pikiran mengapa kok parit nama yang di berikan.konon katanya nama itu di berikan oleh pemerintah Belanda pada zaman dulunya karna desa tersebut di kelilingi oleh sungai yang seolah-olah menyerupai parit saluran air.seiring berjalannya waktu Kampung parit lama yang berbatasan langsung dengan kenagarian ujung gading lama kelamaan menjadi ramai karena sudah banyaknya masyarakat yang memilih untuk menetap di sana.dan sekarang Januari 2020 perkembangan politik dan pemerintahnya semakin maju dan berkembang.
Lebih kurang tanggal 13 Juni 1955 menjadi hari yang bersejarah sebenarnya bagi masyarakat sigalangan,karna tepat di tanggal itu di bangunlah sebuah tugu yang dahulunya di tandai sebagai adanya suatu perkampungan.Dari bangunan yang lebih kurang 5 meter ini memang memiliki keunikan tersendiri berbeda dari tugu tugu yang lain di daerah lain.karna tugu tersebut berbentuk bintang dan mempunyai 5 sudut dan di setiap sudut memiliki simpang,seakan akan sudut dari tugu tersebut mengartikan adanya persimpangan.sungguh indah memang.Tapi sayangnya keindahan itu hanyalah bisa di nikmati dari orang yang berimajinasi.karna masyarakat yang tinggal di sekitaran tugu tersebut memakai sebagian baju jalan sehingga mengurangi keindahan dari tugu peninggalan sejarah itu.tersimpan banyak cerita entah itu mitos ataupun fakta di bawah tugu tersebut tersimpan benda benda sejarah peninggalan Belanda dan barang berharga lainnya.Â
kalau di hitung hitung tugu di kecamatan koto balingka tidaklah begitu banyak,tetapi masih saja kurangnya perhatian pemerintah setempat baik Pemda maupun penna.
Harapan saya kepada Pemda dan penna jangan tergiur ke pembangunan yang besar yang mempunyai anggaran yang besar, tetapi pandang lah hal kecil yang bisa membuat cerita atau momen yang besar,yang menguntungkan masyarakat banyak tidak hanya menguntungkan beberapa  proyek proyek yang menguntungkan beberapa golongan  ungkap Arinal Haqqi aktivis mahasiswa kota Padang asal Pasaman barat itu.