Mohon tunggu...
Faisal Muhammad Al’Farisi
Faisal Muhammad Al’Farisi Mohon Tunggu... Penulis - Darkrelig

Jiwaku Sekuntum Bunga Kamboja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bila Kita Tak Berjodoh

25 September 2017   23:03 Diperbarui: 25 September 2017   23:20 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhi, kita semua pernah, atau mungkin menyimpan satu nama dalam do'a.

Yang tersimpan rapi di balik dada, yang terpatri saat bisik-bisik mesra dengan pencipta.

entah itu menjelang tengah malam menua, atau di sepertiga malam kira-kira.

Tapi apakah pernah terbesit di benak, bila akhirnya kita tak berjodoh dengan mereka.

Maka, izinkan saja diri untuk melepaskan. Berat, iya semua memang sulit saat yang kita pinta tak kunjung tiba.

Mahfum kan hati untuk memaafkan. Sebab nihil alasan untuk bersedih-sedihan.

Boleh jadi kita bayangkan kebahagiaan bersamanya bersandingan. Tapi Allah memang telah menuliskan.

Bahwa dia yang dipilihkan, bahwa memang bukan dia yang ditakdirkan.

Sebab, menikah itu bertujuan mengukir ketaatan, bukan sekedar ajang sayang-sayangan.

Akhi, berat memikul hati. sungguh kuat jiwa yang sanggup memendam cinta diam-diam,

yang tega membunuh rindu yang membuncah. Cinta si bisu kata, namun mesra dihajat do'a.

Ah, tegarnya para pemuda Fi Sabilillah, yang rela menahan asmara untuk menjaga kehormatan dan harga diri wanita.

Bila kelak bukan mereka jodoh kita, sudihkah diri menyimpan cerita.

Sebuah bab rahasia, yang hanya boleh dibuka oleh diri sendiri semata, 

tentang sebuah asmara di masa muda. Mencintai itu butuh perjuangan, memperbaiki diri bukan untuk pasangan.

Tapi Allah yang di tujukan. Bukankan ia berjanji akan menggantikan dengan yang jauh lebih baik dan menawan hati.

Maka jangan merasa abai pada kehidupan saat ia tiba-tiba telah di Khitbah, seolah-olah dunia berhenti berputar.

Ah, Akhi mungkin kita berpendapat, bahwa kitalah pilihan hatinya.

Tapi kita Alpa, bahwa kita bukan pilihan rabb-nya, sebab mungkin ia rusuk yang sedia, paling kiri, paling banyak pula.

Bukan ia yang nanti berperan sebagai madrasatul ula untuk anak-anak yang menggemaskan.

Jangan sedih saudaraku, jangan kabur dari khalayak ramai hidup. 

Karenanya memang Allah telah berjanji, apa yang tak kita suka, bisa jadi yang terbaik bagi kita.

Dan juga sebaliknya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun