Mohon tunggu...
Fairuz Izzah
Fairuz Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fairuz Nurul Izzah. Lahir tahun 2000. Berdomisili di Jakarta.

Kuliah di Universitas Terbuka jurursan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan Pengidap Sindrom Asperger Sudah menulis 5 buku

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bianglala Seribu Imajinasi: Memasuki Dunia Para Individu Autistik

16 April 2023   18:24 Diperbarui: 16 April 2023   18:26 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran berlangsung dari 6 sampai dengan 11 April (Kecuali 7 April karena hari nasional, pameran tutup). Tahun ini, YAI mengikutserkan 29 seniman autistik dari seluruh Indonesia.11 di antaranya dari luar kota, yaitu dari Bandung, Surabaya, Semarang, Yogjakarta, Serang, Bogor, dan Lampung. Para seniman tersebut antara lain Adinda Mandita Praharsacitta (Dita), Ruben Rayhan Rotty (Ruben), Thomas Andika (Thomas), yang ketiganya adalah sahabat dekat saya. Lalu  Andra Naladira (Andra), Audrey Angesti (Audrey), dan Anfield Wibowo (Anfield).

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Karya-Karya Dita

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Karya-Karya Ruben

dokpri
dokpri

Karya-Karya Thomas

dokpri
dokpri

Karya-Karya Audrey

dokpri
dokpri

Karya-Karya Andra

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Karya-Karya Anfield Wibowo

Tanggal 8 dan 9 April, YAI dan Bentara Budaya mengadakan talk show dengan beberapa narasumber tertentu seperti psikolog, kurator Bentara Budaya dan para orangtua peserta pameran. Tanggal 8 diisi talk show bertemakan "Proses Berkarya Seni Rupa pada Seniman Penyandang Autis", sementara tanggal 9 diisi dengan diskusi dan sharing bersama orang tua para seniman autistik. Sharing dipandu oleh Bu Ferina dan Kak Dera dari Sibling Group.

Selain pameran lukisan, acara diramaikan oleh penampilan dari para individu autistik yang berbakat di bidang musik. Ada Arya dan Abhy dari band I'm Star yang memainkan saxofon. Lalu ada  Junes, Audrey, dan saya sendiri yang menyumbangkan suara.

Di akhir wawancara saya dengan Bu Ferina, beliau berpesan, "Untuk para individu autis, harus semangat dan harus terus berkarya. Banyak orangtua yang belum menyadari bahwa mereka mempunyai potensi. Kalau anaknya corat-coret, dilarang. Padahal mungkin dari coretan-coretan itu justru nanti ada bakat yang timbul. Jadi orangtua harus banyak belajar bagaimana menggali potensi anak-anaknya."

Dari Bu Ferina, saya bisa menyimpulkan bahwa individu autistik di balik autis yang mereka sandang, mereka memiliki bakat yang terpendam. Bakat ini harus bisa ditemukan oleh orangtua mereka dan didukung. Bakat yang dikembangkan ini lalu diberikan kesempatan dan dijadikan potensi untuk  menjadi sumber mata pencaharian.  Contoh: Jika anak ingin jadi pelukis, berikanlah ia kursus melukis dan kesempatan pameran seperti yang diadakan YAI dan Bentara Budaya. Harapan saya semua individu berkebutuhan khusus dapat berkarya, baik berdasarkan bakat atau keunikan yang mereka miliki. Autisme bukan halangan untuk bisa mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki si individu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun