Tinggi mimbar khutbah adalah salah satu elemen penting dalam desain interior masjid. Fungsinya tidak hanya sebagai tempat berdirinya khatib saat menyampaikan khutbah, tetapi juga sebagai simbol kehormatan dan pusat perhatian jamaah. Namun, dalam prakteknya, banyak masjid melakukan kesalahan saat menentukan tinggi mimbar khutbah. Kesalahan ini dapat mempengaruhi kenyamanan, kejelasan suara, hingga estetika ruang ibadah.
1. Tinggi Terlalu Rendah
Kesalahan yang paling sering terjadi adalah membuat mimbar terlalu rendah. Mimbar yang terlalu rendah menyulitkan jamaah, terutama yang berada di barisan belakang, untuk melihat khatib dengan jelas. Hal ini dapat mengurangi fokus dan kekhusyukan selama khutbah berlangsung.
2. Tinggi Terlalu Tinggi
Sebaliknya, beberapa masjid justru membuat mimbar terlalu tinggi karena alasan ingin memberi kesan megah atau agar lebih terlihat. Namun, mimbar yang terlalu tinggi bisa membuat khatib merasa tidak nyaman dan menciptakan jarak psikologis antara khatib dan jamaah. Selain itu, akses naik turun mimbar juga menjadi lebih sulit, terutama bagi khatib yang sudah lanjut usia.
3. Tidak Memperhatikan Proporsi Ruangan
Kesalahan lain adalah menentukan tinggi mimbar tanpa mempertimbangkan ukuran dan proporsi ruangan. Mimbar yang terlalu besar atau terlalu tinggi dalam ruang yang kecil akan membuat tampilan interior menjadi tidak seimbang dan terasa sempit.
4. Mengabaikan Aksesibilitas
Banyak mimbar yang dirancang tanpa memperhatikan aspek aksesibilitas. Tangga yang terlalu curam atau sempit bisa membahayakan keselamatan khatib, terutama jika harus membawa teks khutbah atau alat bantu lainnya.
5. Kurangnya Konsultasi dengan Ahli Desain Masjid
Kesalahan ini terjadi karena perencanaan mimbar seringkali dilakukan tanpa bantuan arsitek atau desainer interior yang memahami kaidah-kaidah estetika dan fungsional dalam bangunan masjid. Padahal, melibatkan tenaga ahli bisa menghindarkan dari kesalahan teknis dan estetika yang merugikan.
Kesimpulan
Menentukan tinggi mimbar khutbah masjid tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus ada pertimbangan fungsional, kenyamanan, proporsi ruangan, dan estetika. Konsultasi dengan desainer masjid atau arsitek yang berpengalaman akan sangat membantu dalam menciptakan mimbar yang ideal---baik dari sisi fungsi maupun tampilan.
Jika Anda sedang merancang atau merenovasi mimbar khutbah, pastikan Anda memperhatikan poin-poin di atas agar hasilnya optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI