Mohon tunggu...
Faidhil Akbar
Faidhil Akbar Mohon Tunggu... Seniman - Rebahan itu harus, belajar ya apalagi

Tetap hihihaha walau hati huhahuha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keluhan atau Mengeluh?

22 Februari 2020   05:24 Diperbarui: 22 Februari 2020   15:03 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ppiswedia.se

Satu selimut bahkan dua selimut pun rasa dingin itu masih menghampiri. Bagaimana jika tidak memakai selimut? Dingin. Sangat dingin. Sejuknya udara terasa oleh hampir seluruh penghuni asrama. Suasana seperti inilah yang yang membuat tubuh menjadi kaku dan tak bergairah untuk beranjak dari kasur dan selimutnya yang tebal.

Pagi tadi, aku disuguhi pemandangan yang sering aku lihat dilereng pegunungan. Gumpalan kabut tebal yang bergerak horizontal diatas permukaan bumi yang dingin ini. Bukan lembah, bukan pula pedesaan. Hanya gedung-gedung pencakar langit yang terlihat sangat indah dimalam hari akibat perpaduan cahaya lampu-lampu dikota ini. Namun hempasan angin dari kabut tebal tersebut bak udara diketinggian 2000 mdpl. Dingin. Melebihi ketika pertama kali aku tiba di negeri kinanah ini.

"Yaelah, kabutnya tebel bangetsih" keluh salah seorang penghuni asrama.

"Iya hari ini kabutnya tebel, pasti dingin banget ini. Harus pake jaket" sahut teman sebelahnya yang sedang jalan bersama menuju musholla.

Oiya, perkenalkan. Mereka adalah Muhammad Iwan dan Muhamammad Rofiq. Dua anak desa yang mempunyai cita-cita tinggi ingin melanjutkan study nya diluar negeri. Walaupun banyak tetangga dikampung nya yang menjudge bahwa itu mustahil. Namun mereka tetap gigih untuk bisa meraih cita-citanya. Mereka berdua adalah teman sejoli semenjak mereka sama-sama mengenyam pendidikan dibangku Sekolah Menengah Pertama(SMP), tepatnya di Pondok Pesantren Modern Alfaraji. Dan kini mereka telah tiba di negeri kinanah tempat impian mereka untuk melanjutkan study nya.

"Eh piq, musim dingin disini berapa lama sih, perasaan lama amat?" keluh iwan setelah melihat gumpalan kabut.

"Kata kaka kelas sih 3-4 bulan. Dan biasanya februari sudah masuk musim panas"

"Sing endi mah, enja saiki uwis bulan februari akhir masih atis bae enja kin, nambah atis malahan"(dari mana mah, sekarang udah bulan februari akhir masih dingin aja) ketus iwan kesal.

"Yawislah, nyerocos bae engko telat ora olih manjing maning. Wis gage berangkat"(yaudah, ngomong terus nanti telat nggak boleh masuk. Udah cepet hayu berangkat) jawab opiq

Sepatu converse biru, dipadukan dengan sweater biru polos andalan iwan. Sedangkan rofiq memakai sepatu adidas abu, yang dipadukan dengan kemeja flannel kotak-kotak jaman trendi. Karena jaket hitam berkupluk bak jaket naruto andalan opiq dipinjam oleh temannya. Iwan keluar dari kamar lebih dahulu dan menunggu rofiq yang super santai itu di gerbang asrama.

"Eh wan, engko dipit gah!" (nanti dulu) teriak rofiq karena merasa ada yang kurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun