Mohon tunggu...
Fahrum Ahmad
Fahrum Ahmad Mohon Tunggu... -

#indoGREENesia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gunakan Pemikiran Baru untuk Wujudkan Ketahanan Pangan Bebasis Hutan

1 Juni 2014   22:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:50 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pertumbuhan populasi saat ini dan penyesuaian kebutuhan akan kenaikan tren konsumsi tidak hanya menyebabkan budidaya intensifikasi, namun juga ekspansi lewat konversi hutan primer untuk konsumsi, pangan, dan produksi pakan ternak (peternakan).

Kehutanan dan pertanian nampaknya sulit untuk akur. Di satu sisi, lahan untuk hutan semakin tipis dan membutuhkan lahan baru untuk kawasan hijau. Pada sisi yang lain, areal pertanian juga membutuhkan penambahan kuota seiring menigkatnya populasi penduduk.

Pada kenyataannya, hutan dan pohon menopang pertanian untuk produksi pangan. Sebagian besar sistem produksi pangan skala kecil yang mencukupi kebutuhan pangan populasi global berada dalam mosaik tutupan pohon dan pertanian.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran atas keberlanjutan praktik budidaya modern yang seharusnya membutuhkan pemikiran ulang, bagaimana kita memanfaatkan alam bagi kelangsungan hidup.

Penyelidikan lebih lanjut dalam rangka pencarian upaya alternatif dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat degradasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati sebagai langkah pencukupan konsumsi dari jumlah total populasi saat ini dan di masa depan merupakan salah satu langkah awal menuju pembangunan berkelanjutan.

Namun, langkah tersebut akan hanya bersifat klise jika pedoman-pedoman pembangunan berkelanjutan hanya dianggap sebagai konjungasi untuk memenuhi dominasi kepentingan tertentu.


Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dalam sebuah rilis baru-baru ini menyatakan, kesadaran yang semakin meningkat tentang kerusakan lingkungan telah menyebabkan peningkatan eksponensial terkait penelitian pertanian dalam dua dekade terakhir. Meskipun demikian, kita masih jauh dari konsensus dan pemahaman tentang bagaimana mengimplementasikan konservasi sumber daya dalam proses pengambilan keputusan terkait lingkungan hidup.

Upaya tradisional terhadap pertanian yang berkelanjutan demi ketahanan pangan dan konservasi keanekaragaman hayati terkadang disebut sebagai tujuan yang tumpang tindih. Persepsi ini timbul karena intensifikasi yang berkelanjutan di sektor pertanian dan konsep lain yanh serupa dinilai seringkali mengalami kegagalan. Di lain sisi, konservasi keanekaragaman hayati telah menuai kritikan serupa karena menghiraukan kebutuhan akan penghidupan untuk produksi hutan bagi mereka dengan inisiatif konservatif.

Rekonsiliasi pada sektor pertanian dan proses konservasi dari modal alami dinilai sebagai pemenuhan inisiatif baru menuju keseimbangan keduanya.

Sebuah tinjauan sistematis yang sedang berjalan, bertujuan untuk mempersatukan bukti-bukti yang ada tentang bagaimana hutan dan pepohonan berkontribusi terhadap produksi pangan dan pengelolaan sumber daya alam. Salah satu cara ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan penyatuan dan pemberian garis besar tentang apa yang kita ketahui mengenainya, pendekatan tertentu mana yang telah berhasil dan mana yang gagal serta apa alasannya. Demikian yang dimaksudkan "Pendekatan Bentang Alam" sebagai langkah strategis untuk mencapai keberlanjutan pangan dan keanekaragaman hayati.

Beragam program penelitian dan pengembangan yang tengah dilakukan untuk mempromosikan integrasi pepohonan dengan bentang alam produktif demi tujuan konservasi dan penghidupan dengan jangkauan luas ditengarai sebagai salah satu solusi persoalan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun