Mohon tunggu...
Fahrudin Mualim
Fahrudin Mualim Mohon Tunggu... Jurnalis -

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sedikit kurus, penikmat kopi, dan pemerhati kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menatap Perkembangan Teknologi Informasi untuk Anak

6 Februari 2016   10:23 Diperbarui: 22 Februari 2016   17:07 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau sudah terlanjur terjadi, orang tua harus memberi peringatan bahwa itu bukan tontonan mereka. Dirinya mengungkapkan bahwa pihak sekolah (TK) sebelumnya sudah mengajarkan seks sejak dini. Mereka (anak-anak) dikenalkan dengan bentuk tubuh manusia melalui boneka yang hampir real dengan bentuknya (ada alat kelamin dan bagian-bagian intim lainnya). Selain itu, mereka diberi tahu bahwa ada bagian yang tidak boleh dipegang oleh lawan jenis atau orang yang tidak dikenal selain orang tua, seperti Mr. P, Mr. V, pantat, dan lainnya.

Tanggapan lain berasal dari Founder Komunitas Interenet Sahabat Anak (KISA), Rita Nurlita Setia. Menurutnya, pendampingan orang tua saat anak menggunakan gadget sangat perlu dilakukan, terutama mengajak berdiskusi saat anak tak sengaja membuka situs kekerasan atau pornografi.

“Terkadang kita tidak bisa setiap detik berada di samping anak-anak, karena itu anak-anak perlu diberikan literasi media. Sejak kecil, perkenalkan pada mereka mana konten aman, hati-hati, dan berbahaya,” kata Rita yang baru saja meluncurkan novel serial anak “Terjebak di Dunia Maya”.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun