Mohon tunggu...
Muhammad Fahri
Muhammad Fahri Mohon Tunggu... -

Teacher and research at Bima NTB

Selanjutnya

Tutup

Money

To Manufacturing Hope, Gagasan Besar Dahlan Iskan

16 Juli 2012   17:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca catatan Dahlan Iskan, sepertinya kita menemukan banyak solusi bagi kusutnya masalah BUMN. Cerita BUMN yang terus menabur kabar sedih tentang kerugian yang tak pernah berujung. Ada tengarai, bahwa BUMN adalah lahan tersubur bagi para koruptor besar di negeri ini. Belum lagi, bila badan usaha pelat merah ini berafiliasi dengan partai politik, maka cerita kerugian akan terus bertambah panjang. BUMN telah menjadi pundi besar politisi dan partai politik untuk mengeruk dana pembiayaan bagi siklus dan kelangsungan hidup partainya. Alhasil, menuju 70 Tahun kemerdekaan masih saja BUMN terperosok pada utang dan kerugian.

Privatisasi BUMN vital telah dilakukan sejak lama, runtuhnya rezim orde baru seakan membuka pandangan bahwa BUMN hendaknya dinobatkan sebagai sumber penggali bagi dana pembangunan demi kemaslahatan umum. Namun, motif mulia itu hanya cerita yang masih maya adanya. Dobrakannya masih lemah dan cerita defisit masih tertera juga.



Memulai kepemimpinan dengan kondisi terbatas, Dahlan Iskan merintis ide-ide baru diluar kebiasaan yang berlaku. Jalan Tol yang diharapkan untuk mengurangi atau mengurai kemacetan kota-kota besar Indonesia malah jadi momok dengan memperpanjang antrian pada pintu-pintu masuknya. Kemacetan kerapkali terjadi hanya karena pelayan pintu tol yang tidak profesional. Berita Dahlan Iskan melabrak petugas pintu tol bahkan membanting kursi loket adalah sejarah yang tidak pernah terjadi di Republik ini. Naluri kepemimpinannya yang terasah dengan segera nmenemukan akar masalah. Antrian dipintu tol hanya boleh 5 mobil saja. Kalau lebih harus segera dipecahkan. Jasa Marga telah diajari dengan sebuah tindakan efektif dan efisien.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga telah dijamah dengan mengurangi sifatnya yang byar pett (sering mati kekurangan daya). Dimasa kepemimpinannya sebagai dirut banyak hal yang realisasikan. Akar masalahnya dicermati seksama. Pembangkit dengan berbagai kapasitas terpasang. Meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif seperti batubara, air, panas bumi, tenga surya telah membawa dampak dengan berkurangnya pemadaman secara signifikan. Tangan dingin Dahlan, telah mengisyaratkan upaya pemasangan sejuta pelanggan dalam sehari guna memenuhi menumpuknya antrian pelanggan baru yang membutuhakan energi listrik. Tetesan airmatanya meluap ketika kerjanya di PLN dialihkan ke menteri BUMN karena merasa kerjanya belum tuntas.

Sakit hati Dahlan kian berkecamuk saat mendengar negeri maritim ini masih mengimpor garam untuk menutupi stok garam nasional per tahunnya. Merasa tidak pantas, negeri yang lautnya meluap dan lahan pantainya yang luas sebagai modal pengadaan garam melimpah masih dikerumuni hal yang aneh, kekurangan garam. Tahun ini, Dahlan mencetuskan PT Garam yang tujuannya meningkatkan produksi garam nasional secara besar-besaran. Daerah NTT tepatnya di Sumba segera dibuka 70 ribu HA lahan baru dengan kondisi siap garap untuk garam yang lebih baik secara kualitas dan jumlahnya. Targetnya, Tahun ini kita bisa memenuhi kebutuhan garam nasional bahkan mengekspornya sebagai sumber devisa baru.

Masih disekitar Sumba NTT, juga akan dibangun lahan peternakan (ranch) sekala besar untuk mengantisipasi stok daging nasional. Masalah kekurangan daging selalu saja menghantui negeri ini disetiap agenda rutinnya, hari raya. Masalah mendasar di bidang peternakan adalah bibit pejantan yang kurang bermutu sehingga induk betinanya tidak bisa menghasilkan bibit unggul. Perkawinan sapi lokal terjadi antar sesamanya sehingga bibit yang dihasilkan kian waktu semakin mengecil dan tidak bisa menghasilkan kualitas daging yang memadai. Menghindari perkawian incest (sedarah) adalah solusi yang ditawarkannya.

Yang tak kalah serunya manajemen Dahlan terhadap penguatan stok gula nasional. Pabrik gula peninggalan Belanda yang telah berumur mendapat sentuhannya. Pabrik gula menjadi penentu kualitas gula yang dihasilkan. Sentuhan kecil perbaikan kondisi pabrik akan mengurangi masalah produksi. Secara prinsip, Dahlan mengemukan bahwa gula bukan hanya diproduksi di pabrik tetapi di perkebunan itu sendiri. Kualitas tebu menjadi faktor utama yang menentukan ketersediaan gula kita. Tebu berkualitas akan menyediakan rendemen yang baik. Rendemen yang baik akan meningkatkan kualitas gula baik kualitas maupun kuantitasnya. Manajemen penanaman tebu memegang kendali dalam carut marut masalah pergulaan nasional.

Perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesian Airways juga telah menunjukkan kerja yang semakin meningkat. Terbukti, dalam tahun terakhir maskapai ini telah mengalami peningkatan peringkatnya sebagai maskapai terbaik di asia mengalahkan MAS malaysia ataupu Thai Airways. Hanya Singapore Airlines yang masih belum bisa ditaklukkan.

BatanTek, sebuah BUMN berbasis teknologi nuklir justru mengalami perkembangan pesat dengan menghasilkan radioisotop nuklir rendah yang sangat vital perannya dalam dunia medis. Sebuah inovasi yang mumpuni ditengah kalutnya kondisi BATANTEK yang tidak bisa mandiri dan sulit menghasilkan reaktor nuklir untuk listrik sekalipun. Alhasil, Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan dalam penyediaan isotop nuklir demi kepentingan dunia kesehatan.

Program unik lainnya adalah Empat Putra Petir. Proyek ini sungguh luar biasa, dimana empat putra terbaik negeri diharuskan untuk menghadirkan moda transportasi berbasis listrik. Mobil Listrik Nasional. Perkembangan terakhir program ini dalam fase uji coba penggunaan mobil tersebut. Kemarin. Dahlan telah mencobanya mengendarai mobnas listrik tersebut rute Depok- Kantor BPPT meskipun mobnas harapan itu masih ngambek akibat kekuatan daya baterei listriknya belum sempurna. Jika progam ini sukses maka misi kita untuk melepas ketergantungan pada BBM akan semakin ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun