Mohon tunggu...
Fahri Ali Ashofi
Fahri Ali Ashofi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak masa lalu

Fahrialiashofi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deng Jia Xi Pahlawan Muda Myanmar

5 Maret 2021   04:16 Diperbarui: 5 Maret 2021   04:31 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan. Gusdur

Politik yang melanda di Burma atau yang lebih dikenal Myanmar sejak 1 Februari 2021 berada dalam kekacauan, banyak dari masyarakat yang mengatasnamakan anti kudeta melakukan aksi demonstrasi besar-besaran untuk melawan rezim Tatmadaw. 

Tatmadaw dalam penjelasannya di Wikipedia adalah angkatan bersenjata di negara Myanmar. Angkatan ini berada dalam kendali Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata Myanmar terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. 

Berlatar belakang dari hasil pemilu pada bulan November 2020 pihak yang kalah tidak legowo dengan dan mengklaim adanya kecurangan dalam pemilihan umum kemarin, hal ini menjadikan rakyat kecil sebagai korban kerakusan kekuasan politik di Myanmar. 

Kerusuhan yang terjadi di Myanmar menyebar keseluruhan pusat kota besar di Myanmar. Mereka menolak kudeta dan melawan para tokoh militer setempat. Hal ini tidak lepas dengan keinginan masyarakat Myanmar untuk tidak dipimpin oleh rezim militer. 

Momentum masyarakat Myanmar terpecahkan di pilpres bulan November 2020 dengan menangnya tokoh oposisi yang bernama Aung San Suu Kyi. Aung San Suu Kyi adalah putri dari Aung San, seorang tokoh pejuang kemerdekaan Myanmar yang terbunuh pada tahun 1947. 

Kemenangan yang dirasakan oleh masyarakat Myanmar dengan terpilihnya Aung San Suu Kyi tidak berlangsung lama. Tokoh militer dengan cepat menyusun strategi dan taktik (stratag) dalam upaya menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi. Terhitung hanya 3 bulan pasukan militer menyusun stratag dan kudeta militer pun mencuat dan menjadikan Myanmar sebagai pusat perhatian dunia. 

Berbagai serangan dan aksi demonstrasi dilakukan oleh masyakarat sipil melawan rezim militer. Banyak diantara mereka yang gugur untuk menyelamatkan negara dari jurang kehancuran. Diantaranya adalah Deng Jia Xi. 

Deng Jia Xi adalah seorang putri berusia 19 tahun yang mati memperjuangkan keadilan untuk negaranya. Dia adalah bagian dari demonstran anti kudeta yang lancar di lakukan oleh rezim militer saat ini. 

Deng Jia Xi adalah seorang mahasiswa aktif dan pernah juara taekwondo dan menari. Dalam melawan rezim militer yang dihadapinya dia tidak gentar dengan gas air mata, tembakan oleh aparat militer dan tetap tampil berani berada di garda terdepan untuk melawan dan melindungi teman-teman sesama demonstran. 

Semangat menegakkan demokrasi dalam jiwa pemuda adalah bara yang berharga. Keberanian untuk menghadapi aparat bersenjata adalah pertaruhan yang bisa ditukar nyawa kapan saja. Dia tahu itu, dan dia melakukannya. Dia mati demi menghendaki kehidupan yang lebih baik. Kehidupan untuknya, keluarganya, atau anak-cucunya kelak. Dia memperjuangkan haknya sebagai warga yang bebas mengutarakan pendapatnya, termasuk kehendak untuk memilih siapa pemimpinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun