Mohon tunggu...
Fahmi Hambali
Fahmi Hambali Mohon Tunggu... Wiraswasta - ASN menulis

Membumikan hal yang bermanfaat melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

BRIN, Upayakan Keragaman Keladi Tikus sebagai Tanaman Potensial Anti-Kanker

16 Desember 2023   22:25 Diperbarui: 16 Desember 2023   22:27 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Keladi Tikus aksesi Serpong dan aksesi Balikpapan (Dokumentasi Tim Riset Keladi Tikus PRRG BRIN)

Selama periode Januari -- Maret 2023 telah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sterilisasi tanaman keladi tikus. Telah terpilih 2 aksesi tanaman dengan vigor baik dari koleksi tanaman yang ada yaitu aksesi Serpong dan Balik Papan.

Tanaman terpilih disterilisasi sebagai langkah awal dalam kultur in vitro. Eksplan yang digunakan adalah umbi keladi tikus (gambar 1). Setelah disterilisasi kemudian ditanam dan diamati tingkat kontaminasi dan pertumbuhannya (gambar 2).

Gambar 1. Umbi Tanaman Keladi Tikus siap disterilisasi (Dok. BRIN)
Gambar 1. Umbi Tanaman Keladi Tikus siap disterilisasi (Dok. BRIN)
Gambar 2. Hasil pengamatan Tanaman Keladi Tikus bebas kontaminan dan tumbuh  (Dok. BRIN)
Gambar 2. Hasil pengamatan Tanaman Keladi Tikus bebas kontaminan dan tumbuh  (Dok. BRIN)
Kegiatan multiplikasi eksplan dilakukan di periode April -- Juni 2023. Eksplan steril dari medium inisiasi disubkultur pada medium multiplikasi. Media multiplikasi menggunakan medium dasar MS0 dan MS0 yang diperkaya dengan sukrosa dan penambahan zat pengatur tumbuh berupa BAP dan TDZ dengan konsentrasi yang bervariasi. Hasil pengamatan menunjukkan anakan paling banyak diperoleh dengan penggunaan BAP konsentrasi 1, yaitu sebanyak 6-10 anakan (Gambar 3).

Gambar 3. Multiplikasi tunas Keladi Tikus dengan variasi hormon sitokinina BAP 1, BAP 2,  TDZ 1 dan TDZ 2  (Dok. BRIN)
Gambar 3. Multiplikasi tunas Keladi Tikus dengan variasi hormon sitokinina BAP 1, BAP 2,  TDZ 1 dan TDZ 2  (Dok. BRIN)
Pada periode Juli -- September 2023 telah dilakukan kegiatan percobaan induksi kalus keladi tikus menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah jenis eksplan berupa daun, batang atas dan batang bawah. 

Faktor kedua adalah konsentrasi ZPT kinetin dengan 4 taraf, yaitu 0, 0.1, 0.2 dan 0.3 ppm. Eksplan diinkubasi pada suhu 28C dalam kondisi gelap dan diamati setiap minggu hingga minggu kedelapan. 

Kalus terbaik muncul pada bagian batang bawah (Gambar 4). Kalus yang terbentuk kemudian disubkultur ke media regenerasi, kemudian diamati fase pertumbuhannya mulai dari globular, hati, torpedo dan kotiledon menggunakan mikroskop Olympus SZX12 (Gambar 5). 

Gambar 4. Kalus yang terbentuk dari batang bawah eksplan Keladi Tikus (Dok. BRIN)
Gambar 4. Kalus yang terbentuk dari batang bawah eksplan Keladi Tikus (Dok. BRIN)
Gambar 5. Kalus embriogenik keladi tikus a. fase globular, b. fase hati dan c. kalus mulai beregenerasi menjadi planlet (Dok. BRIN)
Gambar 5. Kalus embriogenik keladi tikus a. fase globular, b. fase hati dan c. kalus mulai beregenerasi menjadi planlet (Dok. BRIN)
 

Gemilang juga menuturkan, rencananya kalus embriogenik keladi tikus yang telah beregenerasi menjadi planlet disubkultur ke media MSO hingga diperoleh mutan putatif tanaman keladi tikus MV3 yang memiliki keragaman karakter kandungan metabolit sekunder.

"Akhir dari proses subkultur ke media MSO sangat dimungkinkan didapatkan klon unggul tanaman keladi tikus berupa kandungan senyawa metabolit sekunder dengan aktivitas anti-kanker yang tinggi", pungkasnya.

Peningkatan keragaman genetik keladi tikus adalah langkah penting dalam pengembangan tanaman ini sebagai agen anti-kanker yang efektif. Harapan kita adalah bahwa melalui upaya ini, tanaman Keladi Tikus dapat menjadi salah satu solusi alami yang dapat memberikan kontribusi besar dalam perang melawan penyakit mematikan ini. (fh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun