Mohon tunggu...
Fahmi Latif
Fahmi Latif Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis untuk belajar dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lost Contact

15 November 2017   00:40 Diperbarui: 15 November 2017   00:42 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Akhirnya... selesai sudah acara Workshop yang membosankan ini" gumam Harry seraya berjalan bergegas keluar dari kamar hotel yang telah ditempatinya dalam tiga hari ini. Begitu sampai di parkiran Basement hotel, dia segera mengeluarkan iphone nya untuk menelpon seseorang yang selalu menemaninya menghabiskan malam-malam di hotel itu. Seseorang yang dulu pernah singgah di hatinya, yang telah terpisah jauh dari kehidupannya semenjak wisuda kala itu.

Viona, gadis cantik berwajah oriental yang selalu menebar senyum ramah terbayang jelas di mata Harry. "Ah, biarlah..mungkin handphone nya lagi ga aktif" pikir Harry setelah untuk ketiga kali percobaan menelponnya gagal. Sebelum menstarter mobilnya ia menyempatkan membuka chatt WhatsApp terakhirnya dengan Viona tadi malam, mungkin lebih tepatnya tadi pagi karena tepat jam 03.00 obrolan dalam chatt itu berakhir, sama seperti dua malam sebelumnya. "Jalan Kintamani nomor 110, Solo." Tulis Harry di Google map "Syukurlah, hanya 3 kilometer dari sini" gumam Harry seraya tersenyum.

Perjalanan dengan panduan dari Google Map membuat Harry merasa mudah menemukan tempat yang dituju, dan tak terasa hanya dalam waktu 15 menit ia telah sampai tepat di lokasi yang dicarinya. Wajah bingung dan bertanya-tanya terlihat dari raut muka Harry begitu ia tiba di tempat itu. Tak nampak satu rumah pun di sepanjang jalan itu kecuali satu bangunan bekas ruko yang telah lama rusak tak berpenghuni dan satu kios potong rambut kaki lima tepat di seberang bangunan itu. Tanpa ragu, Harry segera menghentikan mobilnya tepat di depan kios itu.

"Permisi Bapak, mau numpang tanya. Apa betul ini jalan Kintamani 110?" Tanya Harry pada seorang pria paruh baya di dalam Kios yang sedang asyik membaca koran. "Ya betul" jawab bapak itu seraya menoleh dan menaikkan kaca mata yang nangkring di hidungnya.

"Emang Mas nya mau ke mana? apa mau ketemu sama siapa?" Lanjut si bapak.

"Saya mau berkunjung ke tempat teman saya waktu kuliah di Semarang dulu Pak, namanya Viona dan alamatnya ini" jawab Harry sambil menunjukkan aplikasi Google map di iPhone miliknya. Seketika itu juga wajah bapak itu berubah pucat dan tampak jelas ia memendam rasa kesedihan di hatinya. "Mas sudah betul, alamat tinggal Viona memang di sini, Jalan Kintamani 110. Tepanya di situ" sambil menunjuk jarinya ke bangunan bekas ruko di seberang jalan. "Tapi itu dulu... sebelum musibah itu datang." "Musibah apa Pak?" Tanya Harry dengan penuh rasa penasaran. "Kejadiannya sekitar 2 tahun yang lalu, malam itu Ruko orang tua Viona dirampok, seluruh harta benda di dalamnya dikuras habis, lalu ruko itu dibakar beserta seluruh penghuninya. Ayah, Ibu, adik Viona dan Viona sendiri menjadi korban dalam peristiwa biadab itu" cerita bapak itu dengan mata berkaca-kaca. "Viona dan seluruh keluarganya meninggal, tidak ada yang selamat."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun