Mohon tunggu...
Fahman Falahi
Fahman Falahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa yang membiasakan "Hidup Sederhana Berjuang Seutuhnya"

Fahman Falahi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Untirta angkatan 2019. Beraktivitas di Paguyubun Kesenian Siswa (Paksi) MAN 4 Pandeglang, Cahaya Aksara, dan Keluarga Mahasiswa Cibaliung (Kumaung). Lahir secara sengaja pada tanggal lahirnya sebagai laki-laki, dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang bekerja sebagai petani, beralamat rumah di Alamatnya. Berhasil mennyelesaikan pendidikan jenjang SMA di MAN 4 pandeglang hanya dalam waktu 3 tahun, Mempunyai akun Facebook dan Instagram atas namanya sendiri, dan pada tahun 2019 disantrikan di Motor Litersi (Moli) oleh kakaknya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Ujung Jaya Menuju Pangkal Harapan

20 Juli 2022   03:23 Diperbarui: 20 Juli 2022   08:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada beberapa waktu lalu saya berkesempatan berdiskusi bersama 270 Siswa Baru di MAN 4 Pandeglang dalam acara Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) yang oleh panitia diberikan Tema "Menuju Universitas". Banyak hal menarik yang hadir saat itu terutama dari antusias Siswa baru yang mereka ekspresikan melalui berbagai pertanyaan, namun dua saja yang kemudian akan sampaikan kepada anda melalui tulisan ini.

Pada 19 Juli 2022 saya datang ke MAN 4 Pandeglang untuk memenuhi undangan dari panitia Matsama agar dapat berdiskusi bersama Siswa baru. Berangkatlah dari Ujung jaya, karena saat itu sedang melaksanakan Kuliah kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Pandegalng-Banten.

Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam dari Ujung Jaya menuju MAN 4 Padeglang yang berlokasi di Cibaliung. Waktu tempuh sebetulnya bisa lebih singkat jika jalan dari Ujung Jaya sampai Cigorongong layak dilalui, namun karena jalannya hanya batu, lumpur dan kubangan air sehingga sulit untuk berkendara dengan kecepatan normal.

Setibanya ditempat diskusi, kawan-kawan siswa baru menyambut saya dengan tepuk tangan. Entah mengapa itu mereka lakukan, mungkin saja diminta oleh moderator setelah membacakan CV yang sebelumnya saya isi. Namun perlu anda tahu itu membuat saya bahagia.

Diskusi saya buka dengan pertanyaan "ada yang ingin bertanya?" pecahlah tawa siswa baru. Kemudian dilanjutkan dengan menyepakati bahwa kita semua yang hadir di situ meyakini bahwa pendidikan adalah hal yang penting.

Setelah itu diskuis berjalan dengan dua arah. Dan sampai pada penyampaian mengapa harus melanjutkan ke universitas? Bagaimana agar dapat masuk universitas? Ini memang sampaian yang diminta oleh pihak panitia. Akhirnya banyak pertanyaan yang harus saya jawab, namun dua saja yang akan saya sampaiakan kepada anda, apa pertanyaanya?

Bagaimana untuk dapat meyakinkan orang tua agar diridoi masuk universitas?

Bagaiama cara meyakinkan diri sendiri? Karena tidak ada yang mendukung

Sebelum saya tuliskan apa jawaban saya, saya ingin bertanya kepada anda, Kalau anda diberikan pertanyaan semacam itu, anda akan jawab bagaimana? Jika berkenan silakan tulis pada kolom komentar.

Bagaimana untuk dapat meyakinkan orang tua agar diridoi masuk universitas? Mejawab pertanyaan ini, saya awali dengan bilang bahwa ini pertanyaan yang cukup Dewasa. Mengapa saya sampaikan begitu? Coba kita pikirkan, mengapa pertanyaan ini bisa mucul pada siswa baru di tingkat SLTA? Saya pikir siswa baru yang melontarkan pertanyaan ini memiliki permasalahan, kemudian dia menganalisisnya sendiri, dan belum menemukan solusinya. Bersandar pada kondisi mayoritas ekonomi masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke MAN 4 Pandegang, saya sudah dapat memperkirakan apa permasalah yang sedang dihadapi siswa baru ini.

Perlu saya sampaikan bahwa kerangka berpikir masyarakat di Cibaliung sudah sangat mengamini bahwa pendidikan adalah hal yang penting, tetapi "penting" itu mereka simpan untuk sementara atau selamanya karena sangat paham betul bahwa biaya pendidikan di universitas tidak sebanding dengan hasil kuli ngagebot (ikut panen di sawah orang lain) atau tidak sebanding dengan hasil panen gabah dari sawah dua sampai empat petak saja, sedangkan perut yang lapar tidak bisa diisi dengan lembaran bukti pembayaran uang kuliah tunggal dari Universitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun