Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan dasar dalam metode produksi manufaktur, Otomasi, digitalisasi, dan penggunaan sistem komputer dalam kendali proses produksi menjadi hal biasa. Teknologi Computer Numerical Control (CNC) adalah salah satu wujud otomasi yang paling signifikan, karena kemampuannya mengubah pekerjaan manual menjadi lebih presisi, efisien, dan produktif. Bagi tenaga kerja yang memiliki dasar keahlian tersebut, CNC bukan hanya sebuah tantangan, tetapi juga peluang besar untuk berkembang dan beradaptasi.
Mesin CNC adalah peralatan produksi yang dikontrol oleh program komputer (biasanya melalui kode-kode seperti G-code) untuk melakukan berbagai fungsi seperti pemotongan, pengeboran, penggilingan, dan pengukiran.
Seiring dengan kemajuan teknologi digital, kini CNCÂ semakin dilengkapi fitur-fitur seperti sistem kontrol yang lebih canggih, integrasi dengan IoT (Internet of Things), pemantauan paruh waktu, dan dalam beberapa kasus, pemeliharaan prediktif.
Meskipun CNC mengotomasi banyak aspek produksi, tenaga kerja teknik mesin tetap memiliki peran yang sangat penting, antara lain:
- Pengoperasian dan pemrograman mesin CNC, yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang G-code, parameter mesin, jenis material, kecepatan pakan, dan pengaturan tooling. Tanpa keahlian ini, mesin CNC tidak bisa beroperasi optimal.
- Pemeliharaan dan kalibrasi mesin agar tetap menghasilkan produk dengan kualitas dan akurasi tinggi. Teknisi teknik mesin harus mampu melakukan diagnosis kerusakan, melakukan kalibrasi, dan memastikan mesin bekerja dalam toleransi yang ditentukan.
- Adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan, karena teknologi CNC terus berkembang yang terintegrasi AI (artificial intelligance), sensor, sistem digital, bahkan potensi otomatisasi proses lebih lanjut. Tenaga kerja yang belum menguasai ilmu CNC bisa tertinggal jika tidak terus mengupdate perkembangan ilmu teknologi.
Meskipun cnc sangat berpengaruh besar dalam industri 4.0, namun tidak bisa dipungkiri mereka memiliki manfaat dan tantangan yang berpengaruh pada pekerja itu sendiri, manfaat dan tantangan tersebut antara lain:
- Produksi yang lebih cepat dan tepat, mengurangi limbah material dan waktu cadangan.
- Konsistensi dan kualitas produk yang lebih tinggi, terutama untuk produk dengan toleransi presisi.
- Potensi untuk pengurangan biaya operasional dalam jangka panjang, meskipun investasi awal bisa besar.
- Biaya awal yang tinggi untuk mesin CNC, perangkat lunak pendukung, dan sistem kontrol.
- Keterbatasan sumber daya manusia yang terampil dalam pemrograman, pengoperasian, dan pemeliharaan CNC. Di banyak tempat, pendidikan atau pelatihan khusus masih kurang.
- Perubahan struktur pekerjaan, beberapa tugas manual bisa hilang, sehingga pekerja harus pindah ke peran yang lebih teknis atau pengawasan. Tanpa adaptasi, ada risiko pengangguran atau pekerja yang tidak sesuai permintaan Industri jadi teknologi CNC bukan sekadar alat otomatisasi, tetapi sebuah inovasi yang menuntut sinergi antara mesin dan manusia.
 Keberadaan  para tenaga kerja teknik mesin di era industri 4.0 tetap menjadi faktor penting dalam menjaga efisiensi dan kualitas produksi. Mereka berperan sebagai pengendali, analis, sekaligus pengembang proses teknologi terbarukan. Di era industri 4.0 yang semakin digital, kemampuan teknis seperti pemrograman CNC, analisis data produksi, serta pengetahuan material menjadi modal utama agar pekerja tidak tergantikan oleh mesin. Oleh karena itu, investasi dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia teknik mesin adalah kunci untuk memastikan keberlangsungan karier dan kemajuan industri manufaktur secara berkelanjutan.
Penulis: Shafa Bagus Maryono
Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI