Mohon tunggu...
fadzila fitriana
fadzila fitriana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya merupakan anak tunggal yang hobi Traveling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evaluasi Kelongsoran dan Stabilitas Lereng PAA Pertambangan Batubara

18 April 2024   11:55 Diperbarui: 18 April 2024   12:10 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar bersumber dari (https://www.istockphoto.com/id/foto/industri-pertambangan-gm1194393081-340076242)

Evaluasi kelongsoran dan stabilitas lereng pada pertambangan batubara merupakan proses penting untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko potensial terkait dengan kestabilan lereng di area tambang. 

Proses ini melibatkan pengumpulan data geoteknik, analisis kondisi geologi, dan perhitungan teknis untuk menentukan kemungkinan terjadinya kelongsoran serta mengidentifikasi tindakan mitigasi yang diperlukan. Evaluasi ini biasanya mencakup beberapa langkah, termasuk :

Pengumpulan Data : Pengumpulan data geoteknik termasuk informasi tentang struktur batuan, kondisi tanah, kelembaban tanah, kemiringan lereng, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi stabilitas lereng.

Analisis Geoteknik : Data yang terkumpul dianalisis untuk mengevaluasi potensi kelongsoran dan stabilitas lereng. Ini melibatkan penggunaan perangkat lunak komputer dan teknik analisis khusus untuk memprediksi perilaku lereng di bawah berbagai kondisi.

Penentuan Risiko : Berdasarkan analisis, risiko kelongsoran dan stabilitas lereng diidentifikasi dan diperingkat untuk menentukan tingkat kepentingan dan tindakan yang diperlukan.

Perencanaan Mitigasi : Tindakan mitigasi yang diperlukan diidentifikasi dan direncanakan untuk mengurangi risiko kelongsoran lereng. Ini bisa termasuk penguatan lereng, perbaikan drenase, atau implementasi sistem pemantauan terus-menerus.

Penerapan Tindakan Mitigasi : Setelah perencanaan selesai, tindakan mitigasi diimplementasikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pemantauan dan Pemeliharaan : Setelah tindakan mitigasi diterapkan, sistem pemantauan diperlukan untuk terus memantau kestabilan lereng dan memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi tetap efektif. Pemeliharaan rutin juga diperlukan untuk memastikan sistem tetap berfungsi dengan baik.

Evaluasi kelongsoran dan stabilitas lereng merupakan bagian integral dari manajemen risiko di industri pertambangan batubara untuk melindungi keselamatan pekerja, melindungi lingkungan, dan memastikan kelangsungan operasi tambang yang berkelanjutan.

Penambangan dengan sistem tambang terbuka dimana dilakukan penggalian tanah penutup untuk mendapatkan batubara akan menghasilkan lereng- lereng buatan. Lereng- lereng tersebut memiliki potensi terjadinya longsor sehingga harus dianalisa dengan baik sebelum pembuatan lereng karena apabila terjadi longsor akan mengganggu operasional alat di area tambang. Oleh sebab itu dilakukan kajian geoteknik untuk menganalisa kondisi kestabilan lereng dengan menggunakan parameter sifat fisik dan mekanik hasil uji laboratorium yang mendekati dengan kondisi yang ada di lapangan. Penelitian dilakukan di salah satu pit tambang batubara milik PT. Bukit Asam Tbk yang berada di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data laboratorium dan geometri lereng yang telah ada untuk dilakukan back analysis untuk mendapatkan nilai parameter yang mendekati dengan kondisi di lapangan. Kemudian dilakukan simulasi lereng dengan beberapa variasi kondisi muka air tanah untuk mendapatkan nilai faktor keamanan yang stabil yaitu >1.25. Kondisi lereng low wall dengan tinggi 55 meter dan sudut 25oserta lereng high wall dengan tinggi 25 meter dan sudut lereng 60o menjadi acuan untuk melakukan back analysis. Dari hasil simulasi diperoleh kondisi muka air terbaik adalah 1/3 dari tinggi lereng overall sehingga didapatkan nilai faktor kemanan lereng low wall yaitu 1.351 dan lereng high wall 1.433.

Kelerengan  merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menjamin keamanan dan kelancaran suatu operasi penambangan. Karena kegiatan penambangan tidak akan lepas dari keberadaan lereng pada daerah didalam tambang maupun lokasi -- lokasi lainnya seperti jalan tambang, stockpile, dan lain sebagainya. Semoa lokasi tersebut membutuhkan  keamanan  yang  baik  untuk  menjamin  kelancaran  penambangan.  Adanya  kegiatan  penambangan, seperti penggalian pada suatu lereng akan menyebabkan terjadinya perubahan gaya -- gaya pada lereng tersebut yang mengakibatkan terganggunya kestabilan lereng dan pada akhirnya terjadi longsor pada lereng tersebut. Longsoran sering terjadi pada lokasi dengan keadaan geologi, morfologi, hidrologi dan iklim yang kurang menguntungkan. Longsoran secara alami terjadi antara lain karena menunrunnya kemantapan suatu lereng, akibat degradasi tanah/batuan bersamaan waktu dan usianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun