Detik demi detik waktu terus bergulir, seolah tak sabar mengantarkan kita pada bulan yang selalu dirindukan, bulan yang di dalamnya terhampar ampunan, keberkahan, dan kesempatan emas untuk membersihkan jiwa: Ramadan. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang terus berputar, mari kita sejenak menepi, merenungkan Ramadan 2025 dengan hati yang lapang dan semangat yang membara. Ini resolusi Ramadan 2025 versiku, mana versimu?
Setiap tahun, Ramadan datang membawa janji perubahan, kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Namun, seringkali semangat di awal bulan mulai meredup seiring berjalannya waktu. Untuk Ramadan 2025, saya bertekad untuk menjaga api semangat itu tetap menyala hingga akhir. Ramadan yang memang sepaket dengan shalat tarawih mempunyai filosofi sama, "Bukan siapa yang datang duluan, tapi lihat siapa yang bertahan sampai akhir."
Lebih Semangat Sampai Akhir: Menjaga Bara Ramadan Tetap Menyala
Bayangkan Ramadan seperti perjalanan spiritual yang panjang. Di awal, kita penuh semangat, bagaikan pelari yang melesat di garis start. Namun, seiring waktu, tantangan datang, godaan muncul, dan terkadang, semangat itu mulai mengendur. Untuk Ramadan 2025, saya ingin mengubah narasi itu. Saya ingin menjaga bara semangat tetap menyala, bahkan hingga malam terakhir. Hal ini karena tahun kemarin, di awal puasa sampai pertengahan ibadah saya rajin-rajinnya dan cenderung istiqomah, namun di akhir Ramadan saya cenderung malas dan mulai meninggalkan kebiasaan baik yang sudah saya lakukan hampir satu bulan.
Tidak Makan Pedas untuk Buka Puasa: Menjaga Kesehatan Pencernaan di Bulan Suci
"Nggak pedas, Nggak Enak." Menjadi paham sebagian orang-orang, termasuk saya. Bermula dari tahun kemarin yang diisi dengan hari-hari penuh dengan makanan pedas saat buka. Enak dan lezat menjadi alasan untuk makan pedas saat berbuka, meski tentu saja hal itu sangat tidak sehat dan cenderung berbahaya bagi kesehatan. Yaa, gimana nggak penyakit, dari pagi perut kosong tiba-tiba makan pedas. Memang suatu cara menyakiti diri sendiri.
Maka dari itu, di Ramadan 2025, saya ingin lebih bijak dalam memilih menu berbuka. Saya ingin memberikan kesempatan bagi perut saya untuk beristirahat setelah seharian berpuasa dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan sega, kurma, dan tentunya air putih. Bukan berarti saya tidak akan makan pedas sama sekali, tetapi saya akan membatasi konsumsinya dan memilih waktu yang tepat, mungkin setelah salat tarawih.
Lebih Produktif: Mengoptimalkan Waktu di Bulan Penuh Berkah
Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mengoptimalkan waktu untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Saya ingin menjadikan Ramadan 2025 sebagai bulan yang produktif, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Apalagi di tahun ini kuliah saya sudah menginjak semester akhir yang artinya sudah tidak ada kewajiban mata kuliah lagi.
Saya akan membuat jadwal harian yang terstruktur, membagi waktu antara ibadah, pendidikan di pondok, dan istirahat. Saya akan memanfaatkan waktu-waktu utama untuk mengerjakan skirpsi dan mencoba mengejar kitab yang tertinggal. Juga akan mengusahakan tidak tidur mulu.
Meneruskan Kebiasaan Baik Bulan Puasa Sampai Bulan Berikutnya: Membangun Kebiasaan Baik yang Berkelanjutan