Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia di Balik Tata Letak Ka'bah

19 Januari 2023   22:18 Diperbarui: 23 Januari 2023   08:26 7066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maqam Ibrahim dan "jejak kaki Ibrahim" yang terletak di bagian dalam (sumber: lifeinsaudiarabia.net)

Demikianlah, apa yang ingin disimbolisasi nabi Ibrahim dengan menempatkan Maqam-nya di sebelah utara Ka'bah adalah tentang eksistensinya di wilayah Bangladesh.

Dengan kata lain, Maqam Ibrahim pada dasarnya menyampaikan Bangladesh sebagai posisi, tempat atau lokasi di mana nabi Ibrahim pernah mengeksistensikan dirinya.

Mengenai bukti-bukti eksistensi nabi Ibrahim di wilayah Bangladesh telah saya ulas dalam banyak artikel sebelumnya, seperti:

Hijr Ismail di sebelah barat Ka'bah, Bentuknya yang setengah lingkaran dan makna spiritual di baliknya

Sekitar 4200 tahun yang lalu, ketika Allah memerintahkan nabi Ibrahim hijrah meninggalkan wilayah timur tengah, saat itu, terjadi bencana kekeringan yang dahsyat. Hal ini dibuktikan oleh temuan para ahli yang mengatakan bahwa akibat kekeringan itu, jazirah Arab ditinggalkan hingga kosong tak berpenghuni selama sekitar 300 tahun.

Dalam artikel John Noble Wilford "Collapse of Earliest Known Empire Is Linked to Long, Harsh Drought" (The Times, 24 Agustus 1993), disebutkan bahwa suatu tim arkeolog, geolog, dan ilmuwan tanah telah menemukan bukti yang tampaknya memecahkan misteri penyebab keruntuhan tiba-tiba kekaisaran Akkadia sekitar 4200 tahun lalu. 

Kekaisaran Akkadia, menurut mereka, dilanda kekeringan 300 tahun dan benar-benar mengering. Sebuah analisis mikroskopis kelembaban tanah di reruntuhan kota-kota Akkadian, di tanah pertanian utara, mengungkapkan bahwa serangan kekeringan berlangsung cepat dan konsekuensinya parah, mulai berlangsung sekitar 2200 SM. 

Pengamatan keramik dan artefak lainnya sebagai pelacakan bukti keberadaan orang Akkadia di Tell Leilan dan kota-kota utara lainnya, menunjukkan fakta pada para arkeolog tentang adanya kesenjangan 300 tahun dalam pendudukan manusia di Tell Leilan dan kota-kota tetangga. Interval tanpa tanda-tanda aktivitas manusia tersebut dimulai sekitar tahun 2200 SM.

Dalam artikel Nigel Hawkes berjudul "Bronze Age cities may have been destroyed by comet" (The Times, 8 Maret 1997) dipaparkan dugaan dari para ilmuwan bahwa bencana alam yang menimpa peradaban Zaman Perunggu di banyak bagian dunia mungkin merupakan dampak dari komet atau meteorit yang menabrak Bumi. 

Bukti yang paling menarik datang dari Dr Marie-Agnes Courty, seorang ahli dalam studi mikroskopis tanah dan sedimen, melaporkan bahwa sampel dari tiga wilayah di Timur Tengah, diambil dari tingkat yang sesuai dengan periode sekitar 2.200 SM ketika ada perubahan iklim yang tiba-tiba, berisi bola kecil dari bahan kalsit yang tidak diketahui di Bumi tetapi ditemukan dalam meteorit. 

Robert Matthews, dalam tulisannya "Meteor clue to end of Middle East civilisations" (The Sunday Telegraph, 4 November 2001) mengatakan: 

Para ilmuwan telah menemukan bukti pertama dampak meteor yang menghancurkan di Timur Tengah yang mungkin telah memicu keruntuhan misterius peradaban lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Studi gambar satelit Irak selatan telah mengungkapkan depresi melingkar selebar dua mil yang menurut para ilmuwan menanggung semua ciri dari sebuah kawah tumbukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun