Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepopuleran Sanat Kumara di Kalangan Mistikus Teosofi

29 Maret 2021   16:53 Diperbarui: 29 Maret 2021   17:04 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Lord Muruga atau Kumara di Malaysia (sumber: www.documentarytube.com)

Arti kata 'kumara' dalam bahasa sanskerta (dokpri) 
Arti kata 'kumara' dalam bahasa sanskerta (dokpri) 

Dalam pemahaman yang lebih luas, kata 'sanat' dianggap terkait dengan kata 'sant' dalam tradisi Hinduisme, Jainisme, Sikhisme dan Budha, yaitu: manusia yang dihormati karena pengetahuannya tentang "diri, kebenaran, realitas" dan sebagai "teladan kebenaran". Dalam Sikhisme, kata ini digunakan untuk menggambarkan makhluk yang telah mencapai pencerahan spiritual dan kekuatan ilahi melalui persatuan dengan Tuhan.

Deskripsi 'Sanat' sebagai "manusia yang dihormati karena pengetahuannya tentang diri, kebenaran, dan realitas", sejalan dengan dialog antara Sanat Kumara dan Narada dalam Chandogya Upanishad.

Dalam dialog tersebut, Narada berkata kepada Sanat Kumara: ajari aku, Tuan, pengetahuan Jiwa, karena aku mendengar bahwa siapa pun yang mengenal Jiwa, berada di luar penderitaan dan kesedihan".

Sebelum Narada menyampaikan keinginannya tersebut, Sanat kumara sempat bertanya kepada Narada apa saja yang telah ia pelajari sejauh ini. 

Narada menjawab, dia mengetahui Rig Veda, Sama Weda, Yajur Weda, Atharva Veda, epos dan sejarah, mitos dan cerita kuno, semua ritual, tata bahasa, etimologi, astronomi, pengatur waktu, matematika, politik dan etika, peperangan, prinsip-prinsip penalaran, pengetahuan ilahi, pengetahuan doa, pesona ular, pengetahuan hantu dan seni rupa.

Narada mengakui kepada Sanat kumara bahwa tidak satupun dari ini yang membawanya pada pengetahuan-Diri, dan dia ingin mengetahui tentang Diri dan Pengetahuan-Diri.

Sanat kumara kemudian menyatakan kepada Narada bahwa kesemua yang telah ia pelajari itu adalah ilmu duniawi yang, selama ini hanya terfokus pada nama.

Dalam bagian dialog selanjutnya, Sanat Kumara kemudian menyajikan penjelasan tentang hierarki meditasi progresif (dari pengetahuan duniawi ke pengetahuan batin) -- sebagai sebuah perjalanan yang bijaksana, untuk pengetahuan Diri, dan untuk pencapaian kebahagiaan tak terbatas.

***

Demikianlah, Kumara yang dalam pemahaman kalangan teosofi dipandang sebagai "Pemuda Abadi", "guru pencerahan spiritual" dan "teladan kebenaran realitas", sangat sejalan dengan penggambaran Kumara dalam wangsit Jayabaya:  

  • masih muda sudah dipanggil orang tua (bait 165)
  • tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati / bijak, cermat dan sakti / mengerti sebelum sesuatu terjadi / (bait 167)
  • di hadapan Begawan, bukan pendeta disebut pendeta (bait 170)
  • para pendeta juga pada memuja (bait 173)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun