Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kumara Sang Dewa Perang yang Disebut Jayabaya dalam Wangsitnya

26 Maret 2021   21:44 Diperbarui: 31 Agustus 2023   16:31 9820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut ini kutipan bait 163:

apeparap pangeraning prang / tan pokro anggoning nyandhang / ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang sing padha nyembah reca ndhaplang / cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidran

(Artinya: bergelar pangeran perang / kelihatan berpakaian kurang pantas / namun dapat mengatasi keruwetan orang banyak yang menyembah patung yang membentangkan kedua tangan / cina ingat suhu-suhu (leluhur) dan pesan yang diberi, lalu melompat ketakutan)

Kumara dalam tradisi Hindu

Dalam teks-teks kuno tradisi India, Kumara dikenal dengan banyak nama, tapi yang paling populer di antara kesemua nama itu adalah: Muruga, Skanda, Karttikeya, dan Subrahmanya.

Ia adalah putra sulung dewa Siwa. Sebagian besar versi cerita tentang Kumara menyebutkan bahwa, para dewa berharap Kumara dilahirkan ke dunia untuk menghancurkan iblis Taraka, yang telah diberikan anugerah bahwa hanya akan bisa dibunuh oleh seorang putra Siwa.

Kumara adalah salah satu dewa terpenting dan merupakan figur dewa yang populer dari sejak zaman kuno.  Jejaknya dapat ditelusuri hingga ke zaman weda (pertengahan milenium kedua sampai pertengahan milenium pertama SM).

Referensi kuno mengenai Kumara dapat ditemukan dalam Rig Veda, Purana, Natyashastra, Vyakarana, dan masih banyak lainnya.

Term Kumara yang muncul dalam himne Rig Veda (RV 5.2.1-3) dapat diartikan sebagai Skanda (pangeran), dan juga "anak laki-laki".

(dokpri) 
(dokpri) 

Berikut ini makna Skanda dalam bahasa Sanskrit, yang dapat berarti: penyerang / pangeran / raja. 

(dokpri) 
(dokpri) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun