Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia di Balik Angka 19 dan 14 Huruf Muqatta'at dalam Al Quran

15 Januari 2021   17:22 Diperbarui: 16 Januari 2021   08:30 6645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dokpri)
(dokpri)

Demikianlah, merujuk pada uraian saya di atas, dapat saya tekankan bahwa memang benar jika dikatakan Allah mendisain CiptaaNya dengan bahasa matematika. Bukan saja Al Quran dan ayat-ayat yang terkandung di dalamnya, tapi juga alam semesta yang merupakan ayat kauniyah.

Jika Rashad Khalifa lebih mengutamakan angka 19 sebagai bilangan pembagi untuk menguji autentikasi Al Quran, maka, saya menyarankan bagi siapa pun yang ingin menelusuri subjek penelitian seperti ini agar memperluas cakrawala pandangnya, menjangkau dan menggunakan aspek perhitungan lainnya dalam dunia matematika, terutama konstanta (yaitu bilangan yang muncul secara alami dalam matematika), daftar himpunan bilangan, seperti bilangan sempurna, bilangan primer, dan lainnya.

Dalam beberapa tulisan saya sebelumnya, telah beberapa kali saya menggunakan sistem perhitungan matematika untuk mengungkap suatu fenomena sejarah dan bahkan peristiwa yang akan terjadi. misalnya:

***

Mengenai angka 14 yang misterius, yang selama ini terkesan terdiam dalam kebisuan semesta, low profile sehingga terhindar dari perhatian manusia yang serba ingin tahu, secara intuitif saya melihat memang merupakan hal yang "ditutupi" sekian waktu, menunggu waktu yang telah ditentukan Allah, di mana ia akan terungkap secara jelas.

Secara intuitif, saya melihat angka 14 merupakan notasi yang akan dimainkan di babak-babak akhir kehidupan dunia. Itulah yang diisyaratkan dalam daftar bilangan prima yang saya sajikan di atas, yang menunjukkan angka 14 sebagai angka penutup.

Lebih jauh pertimbangan saya ini didukung oleh suatu kejadian yang saya alami beberapa hari yang lalu.

Pada tanggal 9 januari kemarin, bersamaan dengan peristiwa naas SJ-182, pada pagi hari, ketika saya dalam posisi duduk tafakkur setelah selesai shalat dhuha, tiba-tiba suatu cahaya putih terang jatuh ke atas tangan saya yg sedang tertangkup. Seperti cahaya matahari tapi ia sedikit putih berkilau. Cahaya itu tampak oleh saya sekitar 2-3 detik (atau lebih) sehingga walau sedikit kaget, saya masih sempat mengamati.

Hal ini sebenarnya tidak ingin saya ungkap. Selama ini, sejujurnya ada banyak peristiwa seperti ini yang saya alami, yang hanya Allah dan saya saja yang tahu. Tidak saya ceritakan kepada orang lain karena saya pikir orang lain tidak perlu tahu. Dan tidaklah saya melakukan semua itu (merahasiakan atau tidak merahasiakan suatu hal), melainkan semata-mata didasari atas ridha Allah.

Peristiwa di tanggal 9 itu kemudian saya ceritakan secara terbuka oleh karena beberapa menit kemudian, masih dalam situasi merenungkan peristiwa itu, secara intuitif saya mendapat petunjuk lanjutan, diarahkan membaca surat Al Anbiya ayat 48 yang berbunyi: Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa dan Harun, Furqan (Kitab Taurat) dan cahaya (penerangan) serta peringatan (pelajaran) bagi orang-orang yang bertakwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun