Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identifikasi Semar sebagai Analogi Sem bin Nuh

24 Juli 2020   19:15 Diperbarui: 30 September 2020   19:32 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kesamaan visual antara Semar dan burung Kasuari (sumber: wikipedia dan voaindonesia.com)

Seperti biasa, ketika saya mengamati sesuatu objek yang ingin saya cermati, pendekatan linguistik dalam hal aspek homofon, menjadi salah satu fokus perhatian utama saya.

Nama 'Semar', dalam pandangan saya, cukup homofon dengan "cemara". Dugaan awal ini kemudian saya tindaklanjuti dengan mencari tahu nama lain dari pohon cemara. Hasilnya, saya menemukan hal menarik, dan saya pikir berpotensi menjadi "puzzle" penting untuk mengungkap asal usul sosok Semar.

Nama latin pohon Cemara adalah "Casuarina". Nama ini berasal dari sebutan pohon Cemara dalam bahasa Melayu yakni "Pohon Kasuari". Habitat asli pohon ini adalah wilayah Asia tenggara, Benua Australia, hingga kepulauan di Pasifik. (sumber di sini)

Pertanyaan yang mesti timbul dari fakta ini adalah: Mengapa "pohon Cemara" juga disebut sebagai "pohon Kasuari" oleh orang-orang Melayu (Asia Tenggara) di masa lalu? apa yang mendasari hal itu?

Meskipun alasan umumnya adalah karena daun pohon Cemara terlihat mirip dengan bulu burung Kasuari, namun dalam pandangan saya, adanya kesamaan visual antara sosok Semar dalam pewayangan dengan burung Kasuari juga layak dipertimbangkan, yakni keduanya sama-sama menunjukkan memiliki bokong yang besar, juga sama-sama memiliki Jambul.

kesamaan visual antara Semar dan burung Kasuari (sumber: wikipedia dan voaindonesia.com)
kesamaan visual antara Semar dan burung Kasuari (sumber: wikipedia dan voaindonesia.com)

Lebih jauh, kita akan dapat menemukan Pembuktian berikutnyaa dengan menggali makna nama lain dari pohon cemara yakni: Ru, Rhu, atau Aru. ini juga merupakan sebutan lain pohon Cemara atau pohon Kasuari dalam bahasa Melayu.

Kata "ru, rhu, atau pun aru" nampaknya bentuk kuno dari kata "haru" yang kita kenal dalam bahasa Indonesia. Dari Proto-Melayu  (h)Aru, Proto-Malayo-Chamic (h)aru, Proto-Malayo-Sumbawan (h)aru, Proto-Sunda-Sulawesi (h)aru, Proto-Malayo-Polinesia (q)aruhu. Sementara dalam bahasa Kabyle (bahasa Berber) yang digunakan oleh orang-orang Kabyle di utara dan timur laut Aljazair, kata 'ru' artinya: menangis. meneteskan air mata.

Hal ini sejalan dengan wajah Semar yang senantiasa dilukiskan dengan mata yang selalu sembab dan mengeluarkan air mata. 

Ini juga nampaknya ada keterkaitan mengapa nama pohon Cemara juga disebut "pine tree".

Menurut www.etymonline.com kata "pine" berasal dari bahasa Inggris Kuno Pinian = "torment, afflict, cause to suffer" (siksaan, penderitaan, menyebabkan penderitaan), dan dari pin (n.) = "pain, torture, punishment" (Sakit, siksaan, hukuman). Dianggap berasal dari bahasa Latin poena = "punishment, penalty" (hukuman, penalti).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun