Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Temuan Jejak Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran

14 April 2020   11:26 Diperbarui: 31 Agustus 2023   17:10 20268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompleks megalitik kuno di meghalaya India. Sebelah utara Bangladesh. ( sumber: www.ancientpages.com )

Menerjemahkan nama Kadesh sebagai berasal dari bahasa India atau pun Bengali, bersenyawa dengan bentuk hipotesis bahwa orang-orang Madyan ini berasal dari wilayah teluk Benggala pada mulanya.

Begitu juga profil mereka yang disebut di dalam Al Quran sebagai kaum pedagang, sesuai dengan toponim "pasar negeri tengah" (Madhyanagar Bazar) yang teridentifikasi sebagai kampung halaman mereka, yang dapat diduga kuat merupakan pusat perdagangan di masa kuno - melayani pedagang dari wilayah timur dan maupun barat.

Demikianlah, betapa cerita perjalanan orang-orang Midian atau Madyan ini sungguh berliku dalam skenario dan pada rentang waktu yang sangat panjang.

Ketika mereka bersama nabi Syuain eksodus karena kampung halaman mereka terkena azab, cukup lama mereka terlunta-lunta berbaur dengan banyak kaum di timur tengah, hingga pada akhirnya bisa memiliki wilayah sendiri. Yang kemudian mereka beri nama "ka-desh" yang berarti "negara yang hilang" - untuk menyatakan bahwa mereka akhirnya dapat menemukan kembali "negeri mereka yang hilang".

William J. Dumbrell dalam bukunya Who Were the Early Israelites and Where Did They Come From? (2003: 34) menyebut orang Midian sebagai orang yang tidak jelas, membingungkan, dikarenakan terkait dengan banyak kelompok masyarakat pada masa itu, terlebih karena sepak terjang mereka yang banyak terlibat dalam pergumulan politik dan perebutan kekuasaan yang terjadi di antara penguasa-penguasa kawasan Timur Dekat pada saat itu.

Pernyataan William J. Dumbrell tersebut menyiratkan pemikiran bagi saya bahwa kondisi semacam itu umumnya hanya terjadi pada orang-orang pendatang atau semacam kaum pengungsi. Tindakan seperti itu bisa dikatakan upaya mereka meleburkan diri atau memberdayakan dirinya di tempat yang baru.

Demikianlah, peliknya upaya para ahli selama ini dalam mengidentifikasi asal usul orang Midian atau Madyan dalam pandangan saya lebih karena selama ini nama tersebut hanya ditinjau sebagai berasal dari nama Madyan bin Ibrahim saja, tidak ada upaya dalam bentuk lain dalam menganalisa asal usul nama  tersebut.

Bentuk telaah alternatif yang saya ajukan dalam tulisan ini bisa dikatakan merupakan terobosan baru yang menjanjikan. Terutama terkait teori konsep pembagian waktu di masa kuno yang secara umum bisa dikatakan telah memperkenalkan suatu bentuk arah berpikir, konsep, atau gagasan di dalam alam pikiran orang di masa kuno dalam menata peradabannya.

Setelah mendapat bencana dari Allah, Negeri Tengah selanjutnya -- saya perkirakan -- dipindahkan ke wilayah Lahore (Pakistan), tepat berjarak sekitar 15 derajat arah barat dari teluk benggala. 

Opsi kota kuno Lahore (Pakistan) sebagai alternatif negeri siang atau negeri tengah hari selain dikarenakan pergesarannya yang tepat 15 derajat atau berinterval tepat 1 jam dari Madyanagar (artinya ini adalah bentuk pergeseran yang terencana), juga karena nama Lahore  yang memiliki keidentikan dengan kata lohor (waktu shalat dalam islam yang dimulai ketika matahari tepat berada di atas kepala). 

Dalam bukunya, Reinaud menyebut Lahore sebagai 'Lauhaour' yang dikatakannya merupakan pelafalan dari bahasa arab. [Joseph Toussaint Reinaud. Mmoire gographique, historique et scientifique sur l'Inde antrieurement au milieu du xi# sicle de l're chrtienne; d'aprs les crivains Arabes, Persans et Chinois, 1849: 155 dan 275], sementara itu dari sumber catatan cina kuno disebutkan bahwa Hiuen-thsang menyebut kota ini "lohoulo".  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun