Pandemi Covid 19 bukanlah kontak pertama kali umat manusia dengan wabah penyakit menular. Telah ada sejumlah peristiwa epidemi dan pandemi yang signifikan, yang tercatat dalam sejarah manusia.
Di antaranya, Wabah Athena, yang berlangsung dari tahun 430 hingga 426 SM, yaitu selama Perang Peloponnesia. Ini adalah wabah demam tifoid yang menewaskan seperempat pasukan Athena dan secara fatal melemahkan dominasi Athena (Ancient Athenian Plague Proves to Be Typhoid - By. David Biello on January 25, 2006).
Wabah Hitam (The Black Death) adalah wabah pes atau Sampar, adalah pandemi yang tercatat paling menghancurkan dalam sejarah manusia. Menewaskan sekitar 75 juta orang, menurut beberapa perkiraan, termasuk hingga 50% dari populasi Eropa yang terkena dampak (Black death 'discriminated' between victims - Will Dunham ABC/Reuters, 29 January 2008).
Sejarawan bahkan berpendapat jika wabah hitam menciptakan sejumlah pergolakan agama, sosial, dan ekonomi, dengan efek mendalam pada perjalanan sejarah Eropa.
Flu Spanyol, yang berlangsung antara tahun 1918 hingga 1920, menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia (1918 Influenza: the Mother of All Pandemics - Jeffery K. Taubenberger and David M. Morens).
Selain yang telah disebutkan di atas, tentunya masih banyak lagi peristiwa epidemi atau pun pandemi yang juga pernah terjadi dalam sejarah umat manusia, dengan korban jiwa yang juga sangat banyak dan disebabkan beragam penyakit seperti kolera, typhus, malaria, demam kuning, dan lain sebagainya.
Namun bisa dikatakan jika pandemi Covid-19 kini merupakan krisis pandemi dengan jangkauan wilayah penyebaran terbesar yang terekam dalam sejarah manusia, yang menurut data terbaru di Worldometers telah menjangkiti 206 negara.
Adaptasi sebagai respon alami terhadap suatu krisis
Dalam kehidupan ini, kita dapat melihat dan belajar bahwa banyak situasi krisis yang terjadi yang kemudian direspon secara alami sebagai wujud adaptasi terhadap situasi tersebut.
Pada tumbuhan, pohon jati yang meranggas di musim kemarau adalah wujud adaptasi dari krisis kekurangan air di musim kemarau.Â
Pada hewan, unta yang hidup di daerah padang pasir yang kering dan gersang, telah melakukan adaptasi morfologi untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya, yaitu dengan adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya, serta punuk sebagai penyimpan lemak.
Pada manusia, sebenarnya sangat banyak hal yang dapat kita lihat sebagai wujud adaptasi manusia terhadap krisis yang pernah terjadi.Â