Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Ekspedisi Arkeologis Nazi Jerman ke Tibet

25 Februari 2020   05:20 Diperbarui: 25 Februari 2020   05:26 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ernst Schafer (ketiga dari kiri) dalam ekspedisi ketiganya ke Tibet pada tahun 1939 (sumber: www.dailymail.co.uk)

Atas permintaan tersebut, Tim peneliti Buchner dari Jerman dan Austria kemudian memberikan informasi tentang peristiwa tertentu dalam sejarah astronomi, yakni ketika meteorit Chinga jatuh di wilayah perbatasan Siberia timur dan Mongolia, antara 10.000 dan 20.000 tahun yang lalu. Tes mereka membuktikan bahwa patung tersebut dibuat dari kelas ataxite yang langka, jenis meteorit paling langka yang ditemukan di Bumi.

"Kami sangat takjub dengan hasilnya, Jika kita benar bahwa itu dibuat dalam budaya Bon di abad ke-11, itu benar-benar tak ternilai dan benar-benar unik di seluruh dunia," kata Buchner pada jurnal online Meteoritics and Planetary Science . "Ini sangat mengesankan, sebelumnya hampir sepenuhnya disepuh - ada misteri besar yang diwakili olehnya." tambah Buchner .

Patung Iron Man, Artefak yang diyakini dibuat dari meteorit yang menabrak bumi 15.000 tahun yang lalu (sumber: bbc.com)
Patung Iron Man, Artefak yang diyakini dibuat dari meteorit yang menabrak bumi 15.000 tahun yang lalu (sumber: bbc.com)

Yang menarik dari patung Iron Man ini adalah karena bahan besi meteorit pada dasarnya merupakan bahan yang sangat keras, sehingga sangat sulit untuk dipahat (Buchner dalam kesimpulan penelitiannya, menyebutnya "bahan yang tidak pantas untuk menghasilkan pahatan").

Penggunaan bahan meteorit pada patung "manusia besi" dianggap Buchner hal yang menantang, dan menyiratkan bahwa sang seniman tentu sadar akan sifat luar biasa (ekstra terrestrial) dari objek yang diukir. 

Informasi yang baru-baru ini terungkap mengenai ekspedisi Nasi di Tibet

Dalam berita www.dailymail.co.uk yang berjudul "Revealed: How expedition ordered by Nazi chief Himmler to discover the roots of Ayran man in Tibet turned into a months-long drinking and hunting bender" - terbit pada bulan April 2017, Sebuah buku yang baru diterbitkan pada minggu itu di Jerman, merinci bagaimana ekspedisi Nazi untuk menemukan akar orang Arya di Tibet berubah menjadi kegiatan mabuk-mabukan selama berbulan-bulan. 

Peter Meier-Husing, anggota Nazi yang di Tibet pada saat itu, dalam catatannya mengatakan, perintah Heinrich Himmler untuk mencari artefak dan bukti ras super Jerman, sebagian besar diabaikan oleh tim ekspedisi perjalanan ke atap dunia pada 1938.

Disebutkannya bahwa para penjelajah - yang dipimpin oleh seorang pemburu bebek dan ahli zoologi Ernst Schafer - memarkir tuntutan bos mereka dan kebanyakan kemudian memusatkan perhatian pada minuman dan membunuh satwa liar setempat untuk dibawa pulang. 

Namun demikian, tercatat Hingga hari ini ada 3.500-an mumi burung, 2.000 telur, 400 tengkorak dan kulit mamalia, reptil, amfibi, beberapa ribu kupu-kupu, belalang, 2.000 objek etnologi, mineral, peta, dan 40.000 foto hitam-putih berada di museum dan lembaga penelitian Jerman, yang merupakan hasil dari perjalanan Ekspedisi Ernst Schafer ke Tibet.

Meier-Husing mengatakan ekspedisi itu "bukanlah misi komando rahasia SS yang direncanakan dengan hati-hati, tetapi perburuan trofi oleh peneliti dan petualang yang brilian yang sebagian terjadi secara kebetulan." 

Dalam perjalanan melintasi India, tim mendirikan base camp di dekat perbatasan dengan Tibet di Kongra La Pass yang tinggi. Setelah melakukan kontak dengan penduduk setempat, dewan menteri Tibet mengizinkan untuk mengunjungi ibu kota Buddhisme Tibet - Lhasa yang tertutup. Mereka dilarang membawa peralatan ilmiah juga membunuh binatang atau burung. Kedua permintaan itu ditolak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun