Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lombok Merah (Cella Passe), Nama Kuno Pulau Sulawesi

12 Februari 2019   08:35 Diperbarui: 13 Februari 2019   04:33 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak semua wilayah yang dirinci dalam sumpah Palapa, Pati Gajah Mada. Dokpri

Seri Pengungkapan Nama-nama Kuno Pulau Sulawesi-2

Pada tulisan sebelumnya, telah saya urai pendapat bahwasanya di suatu waktu pada masa lalu, pulau Sulawesi pernah dikenal dengan sebutan K'u-lun (yang dapat ditemukan dalam beberapa kronik Cina), dan sebutan Gurun (yang dapat ditemukan dalam Kitab Nagara Kretagama).

Selain menyebut nama "Gurun" pupuh 14 Kakawin Nagara Kretagama juga menyebut "lombok merah".

Berikut ini Pupuh 14 Kakawin Nagara Kretagamaa saya kutip kembali :"Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah. Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya. Bantalayan di wilayah Bantayan beserta Kota Luwuk, Sampai Udamaktraya dan pulau lain-lainnya tunduk.

Terkait penyebutan "lombok merah", saya ingin mengusulkan suatu hipotesis (yang mungkin akan dianggap berlebihan tapi biarlah tetap saya nyatakan disini), bahwa itu bisa jadi ada keterkaitan dengan nama "Shi li Po chi" yang terdapat dalam beberapa kronik Cina untuk menyebut suatu wilayah di laut selatan.

Para ahli sejarah selama ini, pada umumnya bisa dikatakan telah sepakat bahwa Shi li Po chi merupakan bentuk transkripsi dari Sriwijaya. (Jadi, saya paham betul bahwa hipotesis ini besar kemungkinan nasibnya akan menabrak tembok..., tapi tidak mengapa... :) )

Alasan utama saya untuk hipotesa tersebut ada pada bentuk beberapa bahasa daerah di sulawesi selatan untuk penyebutan "lombok merah" yaitu: Cella Passe (Cella = merah; Passe = Lombok atau pedis). Di sisi lain, Chili atau tsili di dalam bahasa Yunani kita temukan berarti cabai/lombok.

Dapat kita lihat bahwa struktur fonetis "Shi li Po chi" dengan "Cella Passe" atau "Chili Passe" memperlihatkan keidentikan.

Jika Hipotesis ini sekiranya dapat diterima, pada giliran selanjutnya, ini dapat dilihat sebagai Fakta yang menunjukkan bahwa Minanga Tamwa(r) yang diriwayatkan dalam prasasti Kedukan Bukit sebagai titik awal perjalanan Siddhayatra Dapunta Hyang menuju Melayu, sesungguhnya letaknya di Pulau Sulawesi, ini dengan mempertimbangkan bahwa  perjalanan tersebut membutuhkan waktu sekitar 27-28 hari.

Berikut ini isi piagam kedukan bukit: (a) tanggal 11 bulan terang, waisaka Dapunta Hyang naik perahu. (b) tanggal 7 bulan terang, Jyestha Dapunta Hyang berangkat dari Minanga Tamwa(r) dengan tentara. (c) Tanggal 5 bulan terang bulan, Asada Dapunta Hyang datang membuat wanua. (d) ....wihara ini di wanua ini. (Slamet Muljana. Sriwijaya: 1960)

Sementara itu, dalam catatan perjalanan I-Tsing pada tahun 671, ia menjelaskan bahwa ia setelah 20 hari perjalanan pelayaran dari titik keberangkatannya di Kwang-tung, kapalnya mencapai Kota Fo shih di negeri Shi li fo shih. Di sana ia singgah selama enam bulan. setelah itu, atas bantuan Raja Shi li fo shih (ia diizinkan berlayar menggunakan kapal kerajaan), ia kemudian berangkat ke melayu (yang pada bagian ini dia mengatakan: "yang sekarang menjadi bagian shi li fo shih") lama pelayaran itu, disebutkan selama 15 hari pelayaran. (Slamet Muljana. Sriwijaya: 1960)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun