Mohon tunggu...
Fadli Nasrul
Fadli Nasrul Mohon Tunggu... Guru - -

"Aku ada karena sejarah"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka Itu Apa?

13 Juli 2023   10:50 Diperbarui: 13 Juli 2023   10:56 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rabu, 12 Juli 2023. Dipagi hari ini, lebih tepatnya berada di Sekolah SMAN 9 GOWA. Sedang melakukan kegiatan workshop yang berjudul "Implementasi Kurikulum Merdeka". Pada kegiatan tersebut di dampingi oleh beberapa petinggi-petinggi sekolah, seperti: Bapak Pengawas, Kepala Sekolah, H. Tajuddin, S.Pd., M.Si. Dan beberapa Wakasek Kesiswaan, Wakasek Sarana dan Pra-sarana, dan Wakasek kurikulum. Serta keikutsertaan beberapa guru-guru di sekolah tersebut. Dan tidak lupa saya sebutkan yang akan membawakan materi , yaitu: Pemateri pertama H.M. Nafsar, S.Pd., M.Pd. atau panggil saja dgn sebutan Pak Aji Nafsar dan pemateri kedua Jumriati, S.Pd., M.Pd. atau sering di sebut oleh orang-orang terdekatnya ialah Bu Jum dan pemateri ketiga ialah Suparmin, S.Pd  atau biasa di panggil Pak Supar. Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari, dari hari Rabu dan Kamis.

Materi pertama dibawakan oleh Pak Aji Nafsar. tentang arti "Kurikulum Merdeka". Sebelum membahas lebih dalam, kita perlu mengetahui arti dari kurikulum itu sendiri, Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana maupun pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Arti kata kurikulum dalam bahasa yunani, yaitu: curir yang artinya "pelari" dan curere yang berarti "tempat berpacu". Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). 

Kurikulum itu bersifat dinamis, bisa saja berganti sesuai tuntutan zaman. Merujuk perkataan Ali bin Abi Thalib : "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup bukan di zamanmu," semakin memperkuat perlunya adaptasi pada kurikulum. Membahas kurikulum merdeka, tak luput akan kemerdekaan dari setiap sudut pandang. Contohnya, merdeka dari segala yang menjurus, tapi ditekankan dgn kreatifitas yang mumpuni. 

Secara umum Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. (Wikipedia : 2022) Banyak orang bertanya-tanya tentang perubahan kurikulum tersebut. Adapun itu, kenapa berganti ke Kurikulum Merdeka karena dibuat untuk mengatasi learning loss. Saat itu, banyak anak mengalami ketertinggalan pembelajaran. Maka itu, Kemendikbudristek mencoba melakukan pemulihan pembelajaran dengan merencanakan Kurikulum Merdeka guna mengatasi permasalahan yang ada di sektor pendidikan akibat pandemi Covid-19.

Lanjut pemateri ke dua yg dibawakan oleh Bu Jum tentang "Modul Pembelajaran". Pertama-tama yang di sampaikan tentang Capaian Pembelajaran atau singkatnya CP. Kompetensi Pembelajaran yang harus dicapai murid setiap fase perkembangan yang dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Dapat dilihat pada SK BSKAP No. 33 Tahun 2022, perubahan SK BSKAP No. 8 2022 capaian pembelajaran PAUD dan Dasmen pada Kurikulum Merdeka. Lebih lanjutnya lagi, sebelum membuat Modul Pembelajaran. Perlu kita ketahui tentang beberapa percabangan dalam membuat modul. Seperti dimulai dari Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Arti dari Capaian Pembelajaran adalah merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. 

Jadi dalam membuat sebuah perangkat ataupun modul, kita perlu memperhatikan CP yang ingin disesuaikan, apakah dimulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Sedangkan Tujuan Pembelajaran merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) murid yang perlu dibangun melalui satu atau lebih kegiatan pembelajaran. Kalian pasti sudah mengetahui tentang tujuankan, apa lagi setiap manusia memiliki tujuan, dalam pembelajaran pun juga butuh yang namanya tujuan. Agar pembelajaran tersebut berjalan dan sesuai yang kita harapkan. Dan terakhir yaitu Alur Tujuan Pembelajaran yang merupakan rangkaian Tujuan Pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran untuk murid dapat mencapai Capaian Pembelajaran tersebut.


Hari kedua, dimana materi terakhir yang dibawakan oleh Pak Supar ialah, "Diferensiasi & Asesmen Pembelajaran". Nah, menurut kalian apa pandanganmu tentang topic pembahasan yang diatas. Tapi sebelum itu, kita memulai dari arti Diferensiasi terlebih dahulu. Diferensiasi merupakan menyesuaikan instruksi untuk memenuhi kebutuhan individu. Apakah guru membedakan konten, proses, produk, atau lingkungan belajar, penggunaan penilaian yang berkelanjutan dan pengelompokan yang fleksibel menjadikan ini pendekatan pengajaran yang berhasil. 

Itulah pandangan umum tentang arti Diferensiasi, adapun arti Asesmen merupakan upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa/siswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Itulah beberapa pengertian umum dari materi di atas, tapi inti dari pengertian tersebut, lebih mengedepankan tentang pendekatan secara emosional antara guru dan peserta didik, pengembangan dalam berpikir kritis, dan lebih pada fokus membina atau menbimbing agar peserta didik bisa maksimal dalam penerapan dalam pembelajarannya. 

Pembelajaran di Kurikulum Merdeka, kita tidak perlu bertele-tele dalam menerapkan pembelajaran, tergantung bagaimana kita bisa memaksimalkan di kelas agar peserta didik antusias. Atau dalam hal ini, guru harus kreatif dan aktif berkolaborasi dengan beberapa guru yang lain agar bisa tercipta sebuah perubahan dalam penerapan pembelajaran di kelas. Guru itu harus multi-tasking ataupun multi-fungsi bagi peserta didik. 

Agar terciptanya sebuah anggapan bahwa, guru itu segalanya. Terciptanya kurikulum merdeka ini akan membuat kita mudah memahami peserta didik lebih lanjut. Lebih tepatnya pada pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran ini lebih menekan tentang peserta didik di berikan kebebasan dalam memilih gaya pembelajaran yang mereka inginkan. Berlanjut pada Strategi Diferensiasi, memiliki 3 konsep.

Pertama Diferensiasi Konten, Diferensiasi Proses, dan Diferensiasi Produk. Dari 3 konsep pembelajaran  Diferensiasi ini merupakan suatu taktik dalam mencapai tujuan dalam menangani disetiap gaya pembelajaran yang mereka inginkan. Adapun arti disetiap konsep, pertama Diferensiasi Konten merupakan mengacu pada strategi guru dalam membedakan proses pembagian dan format penyampaian konten. Dalam hal ini, konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum. Kedua Diferensiasi Proses merupakan proses pembelajaran dengan menyediakan kegiatan berjenjang, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individual murid, memvariasikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan pengelompokan yang fleksibel. Dan terakhir Diferensiasi Produk merupakan upaya dari suatu perusahaan untuk membedakan produk yang dimilikinya dari produk-produk pesaing dengan membuat produk tersebut bersifat spesial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun