pada pertemuan ini tanggal 17 september 2025 bapak STUDY RIZAL M.A memberikan tugas kembali membuat Resume dari jurnal yang sudah beliau buat terdapat banyak pembahasan jurnal tetapi saya mengambil pembahasan "Dari Mimbar Ke Ruang Publik: Pernyataan Sikap Kampus Atas Demonstrasi" mengapa saya memilih ini karna saya sebagai mahasiswa banyak keinginan kita untuk memenuhi hak kita tetapi kadang tidak di dengar.
menurut bapak STUDY RIZAL M.A. Tradisi ini sejatinya bukan hal baru. Sejarah Indonesia mencatat betapa kuatnya peran mahasiswa dan kampus dalam gerakan politik: mulai dari gerakan 1966, peristiwa 1974, hingga Reformasi 1998. Bedanya, jika dahulu mahasiswa cukup dengan turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan rakyat, hari ini dibutuhkan kanal tambahan berupa pernyataan resmi dari institusi. Tindakan itu berfungsi ganda: di satu sisi sebagai dukungan moral terhadap aspirasi mahasiswa, di sisi lain sebagai tameng agar suara kritis tidak mudah didelegitimasi dengan tuduhan anarkis, liar, atau ditunggangi kepentingan politik.
Kemudian kampus bukan lagi "menara gading" selama ini, kampus sering dianggap terpisah dari masalah publik, lebih banyak berkutat pada kegiatan akademik dan internal. Namun dalam kondisi politik-sosial saat ini, kampus perlu bersuara, sebagai "ruang moral dan intelektual" yang tak bisa diam ketika ada masalah di masyarakat.
Seperti kata bapak STUDY RIZAL M.A. Suara kampus, tentu, tidak serta merta menjadi solusi dari setiap persoalan bangsa. Namun pernyataan sikap itu penting karena menandai bahwa nurani intelektual masih hidup, dan perguruan tinggi tidak kehilangan fungsinya sebagai benteng rasionalitas dan etika publik. Jadi, Kampus-kampus di Indonesia kini semakin jelas memilih untuk tidak hanya menjadi pengamat sosial-politik, tetapi aktif mengambil posisi melalui pernyataan resmi. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara akademik dan publik terus berkembang; kampus ikut mengambil bagian dalam mengawasi, mengkritik, bahkan memberi arah kepada perubahan sosial-politik. Suara akademik menjadi elemen penting dalam demokrasi yang sehat, sebagai penyeimbang di tengah polarisasi dan potensi tuduhan yang mengerdilkan gerakan demonstrasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI