Mohon tunggu...
Fadillah Aljufri
Fadillah Aljufri Mohon Tunggu... MAHASISWA

Saya Fadillah Al'Jufri Mahasiswi, Program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Mataram Saya adalah pribadi yang mudah bergaul dan selalu berusaha untuk belajar hal baru setiap hari. Saya suka bekerja dengan teliti dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu, saya juga terbuka terhadap kritik dan saran untuk terus meningkatkan diri. Saya percaya bahwa dengan sikap positif dan kerja keras, saya dapat mencapai tujuan yang saya inginkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berbasis Iman: Solusi atas Kekeringan Spiritualitas di Era Digital

7 Juni 2025   10:13 Diperbarui: 7 Juni 2025   10:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Berbasis Iman: Solusi atas Kekeringan Spiritualitas di Era Digital

Dalam dunia yang semakin terkoneksi, kekeringan spiritual menjadi masalah nyata. Banyak generasi muda merasakan kehilangan kedalaman iman dan makna hidup di tengah derasnya arus digitalisasi. Kehadiran teknologi seharusnya bisa memperkuat iman, namun kenyataannya tidak selalu demikian (Smith, 2020, hlm. 130).

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: bagaimana pendidikan berbasis iman dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi kekeringan spiritual di era digital? Masalah ini semakin mendesak mengingat data menunjukkan peningkatan penggunaan media sosial yang signifikan, yang berpotensi mengikis kedalaman spiritual generasi muda (Brown & Lee, 2019, hlm. 248). Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengkaji dampak era digital terhadap spiritualitas dan menawarkan pendidikan berbasis iman sebagai solusi strategis yang relevan dan efektif.

Peran Era Digital dalam Mengikis Spiritualitas

Dampak Teknologi Terhadap Keimanan

Teknologi dan media sosial menawarkan kemudahan akses informasi. Sayangnya, hal ini juga berdampak negatif pada keimanan. Dengan munculnya berbagai platform digital, orang semakin jarang berpikir dan berintrospeksi (Turner, 2021, hlm. 92). Statistik menunjukkan bahwa penggunaan media sosial meningkat hingga 70% dalam lima tahun terakhir, dan hal ini berkontribusi pada menurunnya kedalaman iman banyak orang (Brown & Lee, 2019, hlm. 248).

Selain itu, paparan konten yang dangkal dan cepat menyebar seringkali mengalihkan fokus spiritual. Akibatnya, banyak orang yang merasa iman mereka terhambat dan mudah mempengaruhi arus sekuler (Hasanah, 2022, hlm. 50).

Fenomena Kekeringan Spiritual Saat Ini Fenomena kekeringan spiritual terlihat dari berkurangnya rasa makna dalam hidup sehari-hari. Banyak orang merasa hidup terlalu monoton dan kehilangan arah. Tak jarang, mereka merasa hati gersang, tak menemukan kedalaman dalam beribadah maupun bermasyarakat. Berbagai studi kasus dari komunitas tertentu menunjukkan bahwa kekeringan ini semakin nyata, terutama di lingkungan yang teknologinya sangat maju tetapi spiritualitasnya minim (Hasanah, 2022, hlm. 52).

Tantangan dalam Mengajarkan Iman di Digitalisasi

Menyampaikan nilai-nilai iman melalui platform digital juga penuh tantangan. Pesan spiritual sering terjebak dalam penyajian yang kurang personal dan kurang menyentuh hati. Oleh karena itu, strategi harus dirancang agar pesan iman tetap mengena, mudah dipahami, dan mampu memperkuat karakter peserta didik (Ahmad, 2021, hlm. 115).

Pendidikan Berbasis Iman sebagai Solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun