Di tengah era kepemimpinan yang penuh tekanan, kompleksitas, dan perubahan cepat, muncul sebuah buku yang seolah menjadi panduan abadi: "The New Art of the Leader" karya William A. Cohen. Bukan sekadar buku manajemen biasa, buku ini adalah peta kepemimpinan yang dibangun dari medan tempur militer, dipadukan dengan hikmah manajemen modern, lalu disuguhkan dalam bentuk yang sangat manusiawi dan aplikatif.
William A. Cohen, seorang jenderal sekaligus akademisi, tidak menulis dari menara gading. Ia menulis dari parit. Dari tempat di mana keputusan harus diambil dalam hitungan detik, dan kehidupan orang-orang bergantung pada kebijaksanaan sang pemimpin. Itulah sebabnya, saat membaca buku ini, kita tidak hanya membaca teori kepemimpinan, kita merasakan tekanan dan tanggung jawab yang menyertainya.
Kepemimpinan sebagai Seni yang Disiplin
Sejak awal, Cohen menegaskan: kepemimpinan bukanlah soal kharisma atau bakat bawaan, melainkan soal sikap, latihan, dan kesadaran. Ada 14 prinsip yang dijabarkan dalam buku ini, semuanya berakar dari nilai-nilai yang dia temui di militer, namun tetap relevan dalam bisnis, pemerintahan, hingga komunitas sosial.
Salah satu prinsip paling mencolok adalah: "Jadilah teladan". Dalam dunia yang penuh dengan pemimpin yang hanya pandai bicara, pesan ini terasa seperti tamparan lembut namun nyata: pemimpin harus menjadi gambaran dari nilai yang ia tegakkan.
Tak hanya itu, Cohen mengingatkan bahwa seorang pemimpin juga harus peduli pada timnya, berani mengambil keputusan yang tidak populer, dan senantiasa belajar. Kepemimpinan yang ia lukiskan bukanlah menara gading, melainkan api unggun yang menghangatkan dan menerangi, bukan membakar.
Pemimpin yang Manusiawi
Salah satu keunggulan buku ini adalah kemampuannya menyatukan disiplin keras militer dengan pendekatan empatik dan humanis. Cohen tidak pernah mendorong pemimpin untuk menjadi tiran. Justru sebaliknya, ia menekankan bahwa pemimpin harus tahu kesejahteraan anak buahnya, memberi apresiasi, dan menegakkan disiplin dengan adil.
Dalam dunia kerja yang semakin mekanistik, prinsip ini menjadi sangat relevan. Betapa banyak karyawan yang hanya diperlakukan sebagai angka? Di sinilah pesan Cohen menyentuh: manusia bukan sumber daya, mereka adalah jiwa yang ingin dihargai.
Refleksi: Kepemimpinan yang Kita Butuhkan Hari Ini
Di tengah masyarakat yang kehilangan arah, korporasi yang kehilangan integritas, dan birokrasi yang kehilangan semangat pelayanan, buku ini menyuguhkan satu pesan kuat:
 "Kepemimpinan adalah tanggung jawab, bukan hak."