Implementasi Kurikulum Merdeka atau Prototype
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetisi.Â
Kurikulum merdeka merupakan bentuk evaluasi dari diterapkannya kurikulum 2013 dengan segala kelebihan dan kekurangannya yang mempengaruhi kualitas pendidikan Indonesia tidak mengalami kemajuan. Kurikulum ini dibuat demi mewujudkan 'Merdeka Belajar' sekaligus menangani learningloss akibat pandemi.
Beberapa guru merasa khawatir kehilangan hak mereka dalam tunjangan profesi guru (TPG) disebabkan adanya perubahan struktur kurikulum yang berimbas pada pemenuhan beban mengajar guru. Kreasi dan inovasi guru dalam mengajar tetap tidak akan tumbuh optimal, karena masih berkutat dengan kewajiban beban mengajar 24-40 jam.Â
Artinya guru masih belum benar-benar merdeka mengajar. Karena itu siswa mendorong agar beban mengajar minimal sebagai syarat TPG (Tunjangan Profesi Guru) bisa dikurangi menjadi 18 jam dan juga berbagai ekuivalensi lain yang mendukungnya.
Selain itu, banyak guru mengaku bingung harus menerapkan kurikulum yang mana. Atas kekhawatiran ini, wakil ketua komisi X DPR menjamin kurikulum ini tidak akan merugikan guru. Dalam mengaplikasikan kurikulum ini para pelajar memerlukan sekali peran BK untuk menentukan minatnya sendiri.Â
Namun, saat ini ada tiga kurikulum yang bisa dipilih, ya itu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototype atau kurikulum merdeka. Di satu tahun yang sama guru boleh memilih kurikulum yang berbeda. Ini yang membuat para guru kebingungan.
Kurikulum merdeka merupakan bentuk kurikulum yang sudah maju (itworks) dan merupakan kurikulum evaluasi dari kurikulum yang sebelumnya. Namun, dengan adanya kemajuan ini justru membuat banyak kekhawatiran karena kurangnyakesiapan, sarana, dan prasarananya.Â
Kemudian, dengan berbedanya kurikulum yang digunakan di tiap sekolah itu merupakan akibat dari penggunaan kurikulum Merdeka yang belum diterapkan secara menyeluruh yang nantinya akan mengalami ketidakseimbangan dalam melaksanakan standar ujian sekolah untuk kedepannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI