Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2019 lebih unggul dibandingkan tahun 2020, 2021, dan 2022 jika dilihat dari total asetnya. Dari tahun 2019 hingga 2022, jumlah aset PT.Unilever Indonesia Tbk. mengalami penurunan secara signifikan.
Penyajian data:
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek (Dewi, 2017). Rasio yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan rasio kas (cash ratio).
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan besar kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan hutang lancar melainkan harus dilihat pada hubungannya atau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan mengembalikan hutang. Rata-rata standar industri untuk current ratio adalah 200% atau 2 kali. Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Cash ratio yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan dana kas yang tersedia. Sebaliknya, cash ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan dana kas untuk membayar hutang jangka pendeknya sehingga perlu dilakukan penjualan aset lancar yang lain untuk menutupi kekurangan dana kas. Rata-rata standar industri untuk cash ratio adalah 50% (Dewi, 2017).
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas PT.Unilever Indonesia Tbk. di tahun 2019 adalah 0,65 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,65 aset lancar. Kemudian di tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 0,66 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan tahun 2019. Pada tahun 2021 likuiditas mengalami penurunan menjadi 0,62 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan tahun 2019 dan tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022 tetap mengalami penurunan. Kondisi likuiditas semakin menurun karena semakin rendahnya jaminan dari asset lancer dalam menutupi hutang lancarnya.
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas PT.Unilever Indonesia Tbk. di tahun 2019 adalah 0,05 artinya setiap Rp. 0,05 kas dan setara  kas mampu menutupi Rp. 1 utang lancar. Kemudian di tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 0,05 yang berarti setiap Rp. 0,05 kas dan setara  kas mampu menutupi Rp. 1 utang lancar Pada tahun 2021 likuiditas mengalami penurunan menjadi 0,03 yang berarti setiap Rp. 0,03 kas dan setara  kas mampu menutupi Rp. 1 utang lancar. Kemudian pada tahun 2022 terjadi peningkatan menjadi 0,04 yang berarti setiap Rp. 0,04 kas dan setara  kas mampu menutupi Rp. 1 utang lancar. Pada tahun 2020 terjadi peningkatan kas dan setara kas perusahaan dibandingkan pada tahun 2019. Kondisi kas dan setara kas semakin meningkat karena semakin tinggi jaminan dari kas dan setara kas dalam menutupi hutang lancar. Namun pada tahun 2021 terjadi penurunan kas dan setara kas. Kondisi kas dan setara kas semakin menurun karena semakin rendah jaminan dari kas dan setara kas dalam menutupi hutang lancar. Kemudian pada tahun 2022 mengalami peningkatan kas dan setara kas, karena semakin tinggi jaminan dari kas dan setara kas dalam menutupi hutang lancar.