Mohon tunggu...
Fadhlan Hamid
Fadhlan Hamid Mohon Tunggu... Freelancer - My dream is just mine.

I've not enough intelligence, time and money to learn any kind of awesome knowledge that exists in this world. Even so, I'll try my limit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tren Positif Covid-19 Terus Meningkat, Mengapa?

23 Agustus 2021   11:49 Diperbarui: 23 Agustus 2021   12:29 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tes PCR tanggal 18/8/21 menunjukkan hasil POSITIF/dokpri

Jakarta - Sepanjang tahun 2021 semenjak pandemi melanda bumi pertiwi, puncak tertinggi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara nasional mencuat hingga mencapai angka 56.757 kasus tepat pada hari Kamis [15/7/21].

Sementara 12 hari setelahnya, Selasa [27/7/21] merupakan puncak tertinggi angka kasus kematian akibat paparan virus Covid-19 di Indonesia, dilaporkan hingga mencapai 2.069 orang meninggal dunia di hari tersebut.

Namun berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan oleh covid-19.go.id kemarin [22/08/21], kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menurun ke angka 12.408 kasus positif, hampir setara dengan tren terkonfirmasi positif Covid-19 pada 20 Januari 2021 yang sebanyak 12.568 kasus per-hari.

Masih belum diketahui penyebab pasti terkait tren meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Pasalnya masyarakat Indonesia sudah mulai diwajibkan untuk melakukan vaksin Covid-19 setelah dosis vaksin pertama kali disuntikkan kepada Presiden Jokowi, 13 Januari 2021 silam.

Percaya atau tidak, namun faktanya ialah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 makin 'meroket' semenjak negara mewajibkan rakyatnya untuk melakukan vaksinasi.

Mengapa demikian?

Menanggapi perihal tersebut berbagai opini pun mulai bergulir di berbagai lapisan masyarakat, terlepas dari semua cerita konspirasi yang belum pasti kebenarannya.

Namun saya lebih tertarik untuk membahas salah satu diantara berbagai opini tersebut, yaitu opini tentang bagaimana metode atau alat pendeteksi virus Covid-19 yang digunakan oleh para praktisi medis pada saat melakukan tes Rapid, Swab, Antigen, maupun PCR.

Menurut Wana Alamsyah, seorang peneliti dari ICW [Indonesia Corruption Watch] dalam pertemuan daring pada Jumat [20/8/21] beliau menuturkan, "Sejak Oktober 2020 hingga Agustus 2021 penyedia jasa layanan kesehatan untuk tes PCR setidaknya mendapatkan keuntungan 10,46 triliun".

Pertanyaannya, bagaimana tren kasus terkonfirmasi positif Covid-19 ini bisa terjadi?

Oleh karenanya saya ada sedikit cerita menarik tentang pengalaman yang baru saja dialami oleh dua keponakan saya beberapa hari lalu, saat hendak bertolak pulang dari Medan ke Jakarta setelah menetap selama tiga hari di sana dalam rangka kunjungan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun