Mohon tunggu...
Fadhilsyah
Fadhilsyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Public Relations Universitas Al-Azhar Indonesia | Aktivist Mahasiswa | Analys Politic

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilu 2019, Pelajaran untuk Parpol

8 April 2019   08:00 Diperbarui: 8 April 2019   10:37 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Andhika Akbarayansyah/detik.com

Ketokohan Ketua Umum Partai Yang Pudar

Seperti yang di singgung sebelumnya bahwa partai yang tidak mendapatkan kandidat Capres maupun Cawapres tidak mendapatkan efek electoral. Seharusnya partai politik berbenah di kalangan internal khususnya partai yang tidak mempunyai basis pengkaderan yang baik dan kuat. 

Karena dengan memakai sistem seperti ini sebuah ketokohan ketua umum tidak akan terlalu berpengaruh karena yang akan berpengaruh sangat besar adalah mesin partai di bawah.karena sehebat apapun tokoh ketua umum partai itu akan menjadi kalah perhatian dengan partai yang mendapatkan kandidat Capres maupun Cawapres. 

Menurut Rully Peneliti LSI Denny JA "Jika menghitung secara populasi nasional, pengaruh caleg terhadap suara dan posisi partai sebesar 15,6 persen. Artinya suara dan posisi parpol di Pemilu 2019 sangat ditentukan kemampuan partai tersebut mengoptimalkan pengaruh caleg terhadap partai," kata Rully dikutip dari cnnindonesia.com. 

Ini membuktikan bahwa mesin partai adalah ujung tombak dari partai itu sendiri dengan sistem Pemilu 2019 ini ketokohan partai yang hanya mengandalkan ketua umum mulai tidak berpengaruh.

Selayaknya hukum alam setiap keputusan memilki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Sistem Pemilu saat ini juga menjadi pembelajaran kepada sistem demokrasi kita dimana partai yang hanya mengandalkan modal besar tidak cukup untuk medapatkan kekuasaan di sini khususnya di parlemen. 

Hanya partai yang mempunyai basis kuat dan sistem pengkaderan yang bagus saja yang akan bisa menyesuaikan dan mengikuti sistem Pemilu apapun di Indonesia. Ini juga memberi pesan agar para elite yang mempunyai uang yang banyak tidak semudahnya membuat sebuah partai politik

Muhammad Farras Fadhilsyah
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia
Public Relations

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun