Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia Juara Piala Thomas 2020: Tamparan Bagi Menpora dan Buka Puasa Gelar 19 Tahun

17 Oktober 2021   21:55 Diperbarui: 17 Oktober 2021   22:17 3935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : instagram.com/badmintalk_com 

Laga final Piala Thomas 2020 yang berlangsung antara Indonesia melawan Cina di Aahrus, Denmark. Pertandingan tersebut berakhir untuk kemenangan Indonesia dengan skor 3-0.

Pada laga pertama, Indonesia unggul 1-0 atas Cina, setelah tunggal putra pertama Indonesia, Anthony Ginting mengalahkan Lu Guangzu dengan skor 18-21 21-14 21-16.

Di laga kedua, Indonesia berhasil menambah keunggulan kembali menjadi 2-0 atas Cina, setelah ganda putra pertama Indonesia, Fajar Alfian/Rian Ardianto mengalahkan He Jiting/Zhou Holding dengan skor 21-12 21-19.

Terakhir di laga ketiga, Indonesia menutup laga dengan meraih kemenangan atas Cina 3-0, setelah tunggal putra kedua Indonesia, Jonathan Christie mengalahkan Li Shi Feng dengan skor 21-14 18-21 21-14.

Kemenangan atas Cina ini membuat Tim Thomas Indonesia akhirnya membuka puasa gelar nya di gelaran Piala Thomas. Terakhir kali nya Indonesia mendapatkan piala tersebut pada tahun 2002.

Selain itu, kemenangan Indonesia ini membuat lagu Indonesia Raya bisa dikumandangkan di Denmark. Namun, bendera Indonesia tidak bisa dikabarkan, hal ini karena Indonesia masih dikategorikan terkena sanksi dari WADA. Sebagai gantinya bendera PBSI yang dikibarkan menggantikan bendera Indonesia.

Walaupun Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali sudah mengirimkan surat kepada WADA, namun saat ini masih proses untuk membuat Indonesia bisa dibatalkan status sanksi nya, saat ini masih tahap akan mengirimkan sampel yang berisi para atlet yang bertanding di PON dan tetap diawasi oleh badan doping Jepang sebagai supervisi Indonesia.

Dengan sanksi ini, seharusnya itu menampar keras Menpora, karena prestasi atlet Indonesia seperti tidak bisa diakui itu milik Indonesia. Selain itu, alasan bahwa Indonesia melakukan PSBB dan PPKM sehingga tidak bisa melakukan uji doping yang diminta WADA, itu seharusnya dilakukan koordinasi kepada masing-masing atlet, bukan hanya berpangku tangan dan mengatakan tidak bisa.

Bahkan disaat seperti ini, Ketua bidang hubungan luar negeri PBSI, Bambang Roedyanto yang mendapatkan pernyataan dari BWF bahwa bendera Indonesia tidak bisa dikibarkan di Denmark, respon Menpora kepada Roedyanto bahwa ini (tidak bisa mengibarkan bendera merah putih) bukan masalah serius. Seharusnya bukan nya sedih atau menyesal atau harus ada evaluasi di kesempatan berikutnya, ini seperti mensepelekan sanksi tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun