Pada 13 Maret 2023, JKT48 merilis New Era Special Performance Video -- Benang Sari, Putik, dan Kupu-Kupu Malam (Oshibe to Meshibe to Yoru no Chou Chou) Â di kanal YouTube resmi mereka.Â
Dibintangi oleh Marsha, Muthe, Atin, Freya, dan Adzana (Ashel), video klip ini menghidupkan kembali lagu Oshibe Meshibe Yoru no Chouchou dari setlist Bel Terakhir Berbunyi (2015--2016) dengan nuansa baru yaitu aransemen bernuansa Arabian, kostum modern bertema Timur Tengah, dan visual malam yang memikat.Â
Bulan ini atau tepat pada tanggal 13 Maret nanti saat 2 tahun setelah perilisan, kontroversi seputar karya ini tetap sama seperti awal kemunculannya, meski persepsi di kalangan penggemar dan masyarakat umum telah bergeser.
Kontroversi yang Tak Berubah
Video ini debut sesaat sebelum Ramadhan 2023, sebuah timing yang langsung memicu reaksi. JKT48, yang biasanya tampil dengan gaya seksi dalam modern dance, tiba-tiba menghadirkan kostum flowy bertema Timur Tengah---modern dan agak terbuka---serta aransemen musik Arab yang kental. Meski konsep ini terasa pas dengan suasana Ramadhan bagi sebagian orang, banyak yang mempertanyakan kesesuaiannya dengan bulan suci.Â
Media pun ramai memberitakan, "Video Lagu Baru JKT48 Dihujat dan Dianggap Terang-Terangan Promosikan LGBT," merujuk pada chemistry antaranggota dan lirik ambigu seperti "tangan yang bersentuhan, kita berdua, putik dan benang sari, kupu-kupu malam."
Dua tahun kemudian, di 2025, kontroversi itu belum berubah. Timing Ramadhan dan dugaan promosi LGBT tetap jadi bahan diskusi di kalangan yang kritis, seolah waktu tak meredam pandangan awal.Â
Adzana (Ashel) pernah ikut merespons dengan cuitan santai di X pada 22 April 2023: "Sulit nih kalo udah bahas oshibe diacara keluarga besar". Sementara Freya menjelaskan di Youtube Mata Najwa (13 Tahun JKT48: Kisah Tumbuhnya Para Idola): "Kami seniman, dan seni itu tidak terbatas. Lagu ini bisa jadi gambaran agar remaja perempuan tidak terjerumus ke hal yang salah dan peringatan untuk orang tua agar lebih waspada." Namun, klarifikasi ini tidak menggeser opini publik yang sudah terbentuk.
Pergeseran Persepsi: Hiburan bagi Penggemar, Lupa bagi Non-Penggemar
Meski kontroversi tetap sama, perhatian masyarakat umum yang bukan penggemar telah memudar. Setelah 2023, JKT48 merilis lagu-lagu baru yang mengalihkan fokus non-penggemar dari Benang Sari, Putik, dan Kupu-Kupu Malam.Â
Bagi mereka, video ini kini hanyalah kenangan samar dari kehebohan dua tahun lalu. Sebaliknya, bagi penggemar setia, karya ini justru semakin istimewa karena perbedaannya dari versi AKB48 dan BNK48.
Jika AKB48 dan BNK48 membawakan lagu ini dengan dua orang dan menutupnya dengan ciuman French kiss yang eksplisit, JKT48 memilih lima anggota---Marsha, Muthe, Atin, Freya, dan Adzana (Ashel)---dan mengakhiri dengan gestur intim yang subtil, seperti sentuhan atau tatapan penuh makna. Penggemar memahami bahwa sensualitas dalam video ini adalah hiburan artistik, bukan keintiman sesungguhnya, dan sesuai dengan narasi kakak-adik yang JKT48 usung.Â
Mereka juga tahu bahwa Marsha, Muthe, Atin, Freya, dan Adzana bukan lesbian, sebuah fakta yang memperkuat apresiasi mereka terhadap kreativitas, bukan spekulasi pribadi.
Keunikan yang Abadi
Keunikan versi JKT48 terletak pada pendekatan mereka: lima anggota menciptakan dinamika yang lebih kompleks dibandingkan duo AKB48 dan BNK48, sementara aransemen Arabian dan gestur akhir yang halus menegaskan identitas mereka.Â
Simbolisme "putik dan benang sari"---elemen bunga yang saling melengkapi---dan "kupu-kupu malam"---keindahan rapuh---jadi metafora yang diterima penggemar sebagai candaan hangat antaranggota, bukan sesuatu yang serius atau kontroversial.
Di 2025, penggemar masih mengagumi aransemen musik yang memikat, visual malam yang misterius, dan penampilan karismatik kelima anggota. Bagi mereka, ini adalah karya yang jauh melampaui versi lain, baik dari sisi lagu, video klip, maupun pesan yang dibawa.
Penutup: Kontroversi yang Tersisa, Seni yang Bertahan
Dua tahun setelah rilis, Benang Sari, Putik, dan Kupu-Kupu Malam tetap dikelilingi kontroversi yang sama---timing Ramadhan dan interpretasi awal media---tapi itu tak lagi jadi fokus utama.Â
Bagi non-penggemar, ini hanyalah masa lalu yang dilupai. Sementara bagi penggemar, ini adalah hiburan artistik yang unik dan penuh makna. Marsha, Muthe, Atin, Freya, dan Adzana (Ashel) telah menjadikan video ini sebagai bukti bahwa JKT48 bisa mengubah stigma menjadi seni.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI