Mohon tunggu...
FilsufMuda
FilsufMuda Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Lepas

gak mau jelasin apa apalah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ulasan Pemikiran Karl Marx: Agama adalah Candu

8 Januari 2021   17:49 Diperbarui: 8 Januari 2021   18:04 7925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lalu apa yang disebut suprastruktur itu sendiri secara spesifik? Marx mengatakan dua arti tentang itu. Pertama, suprastruktur adalah institusi non-ekonomi; kedua suprastruktur adalah institusi non ekonomi yang sifatnya dapat dijelaskan dari kondisi struktur ekonomi.

Marx sendiri mengatakan - misalnya ketika berbicara tentang hukum - bahwa masyarakat tidak ditemukan dalam hukum, tetapi sebaliknya hukum harus dicari dalam masyarakat. Hukum mengungkapkan kebutuhan dan keinginan dasar masyarakat. Dan ungkapan ini muncul dari cara produksi yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Napoleon, kata Marx, tidak menciptakan masyarakat borjuis. Tetapi sebaliknya itu (masyarakat borjuis) adalah refleksi dari tatanan produktif yang ada dalam masyarakat. Singkatnya, setiap bentuk produksi menciptakan tatanan hukum, bentuk pemerintahan, dan sebagainya.

Namun, jika superstruktur adalah efek dan refleksi dari basis, atau produksi yang ada dalam masyarakat, apakah basis "membutuhkan" suprastruktur? Jawaban Marx positif. Dalam artian, basis juga membutuhkan suprastruktur untuk melanggengkan posisinya. Di sinilah letak pentingnya suprastruktur, yaitu untuk menjaga stabilitas produksi atau sistem ekonomi. Fungsi ini kemudian menunjukkan bahwa analisis masyarakat tidak bisa hanya berfokus pada basis produksi saja, tetapi harus juga didasarkan pada analisis suprastruktur yang ada dalam masyarakat. Singkatnya, keduanya terkait satu sama lain.

Perkembangan Gaya Produksi

Sebagaimana dijelaskan pada bagian materialisme sejarah, Marx dalam posisi ini menegaskan bahwa suprastruktur atau ideologi dalam masyarakat merupakan cerminan dari suatu basis. Dasar dari struktur ini adalah ekonomi. Dengan demikian, Marx melabuhkan pola analisis masyarakatnya pada analisis ekonomi, karena itu adalah sesuatu yang fundamental bagi masyarakat. Namun satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa corak produksi dalam masyarakat ini tidaklah statis atau tetap. Cara produksi dalam masyarakat bersifat dinamis dan historis. Oleh karena itu, setiap fase sejarah mempertahankan corak produksi tertentu, dan karenanya menghasilkan sistem ideologis yang berbeda.

Bagi Marx, fase awal itu adalah komunisme primitif. Dalam masyarakat komunis primitif atau masyarakat paling sederhana ini, tidak ada yang namanya kelas (seperti yang nanti akan ditemukan dalam struktur masyarakat modern: kapitalisme). Awalnya, masyarakat memenuhi kebutuhannya dengan berburu. Karena produksi dalam perburuan ini bersifat kolektif alias bukan perorangan, maka diperlukan pembagian kerja. Perpecahan ini muncul, karena setiap individu dalam suatu komunitas memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Kapasitas tersebut meliputi orang kuat, orang lemah, dan juga keterampilan yang berbeda. Bagi Marx fase ini merupakan fase yang cukup "ideal", karena setiap individu terikat oleh komunalitasnya, sehingga tidak ada kepemilikan pribadi. Mereka bekerja sama dalam mempertahankan hidup mereka, mereka berbagi dalam produksi tanpa ada ketidakseimbangan dalam hasil.

Hingga kemudian, benih kepemilikan pribadi muncul. Kepemilikan pribadi ini ditandai dengan perubahan cara produksi dari komunitas berburu ke pertanian. Dalam masyarakat agraris atau feodal ini, apa yang disebut klaim kepemilikan tanah muncul. Dari klaim kepemilikan tanah inilah muncul apa yang disebut kelas sosial. Dalam masyarakat ini kelas sosial terbagi menjadi dua, yaitu tuan dan budak. Tuan adalah seseorang yang memiliki tanah, sedangkan budak adalah orang yang tidak memiliki tanah. Untuk memperpanjang umurnya, di sini budak "memberikan" tenaganya kepada tuan yang memiliki tanah pertanian.

Kemudian pola ini berlanjut ke era industrialisasi di zaman modern. Perjuangan kelas yang ada di zaman feodalisme terus berlanjut, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Kelas yang muncul di era industri atau kapitalisme melahirkan dua kelas, yaitu borjuasi dan proletariat. Borjuasi adalah kelas yang memiliki alat-alat produksi, sedangkan proletariat atau pekerja adalah mereka yang menjual tenaga mereka kepada borjuasi untuk mendapatkan upah.

Era kapitalisme ditandai dengan produksi yang semakin masif menggunakan mesin-mesin modern. Kemudian kegiatan perdagangan dan perdagangan juga memiliki skala yang sangat luas. Semua kegiatan ini berlangsung di sebuah pabrik, di mana komoditas diproduksi secara masif.

Marx menunjukkan bahwa dalam tatanan sosial kapitalisme, konflik kelas yang ada semakin parah. Bahkan penderitaan orang-orang yang terpinggirkan, yaitu kaum proletar, semakin tajam dan tak terhindarkan. Ketegangan kelas ini nantinya akan melahirkan tatanan baru.

Perjuangan kelas

Ketika berbicara tentang masyarakat dan juga corak produksi yang terkandung di dalamnya, pembicaraan tentang perjuangan kelas menjadi perlu. Mengapa itu penting? Karena menurut Marx, hubungan produksi itu sendiri menciptakan apa yang disebut kelas sosial. Dan kelas sosial yang ada di setiap tahapan sejarah, adalah sejarah konflik kelas. Marx mengatakan bahwa sejarah adalah perwujudan dan aktivitas antagonisme antar kelas. Kisaran terjadi, dari perbudakan, feodal, hingga masyarakat kapitalis. Dalam masyarakat kapitalis terdapat dua kelas yang saling bertentangan yaitu borjuasi dan proletariat.

Kaum borjuis adalah orang-orang yang bertujuan menambah modal atau modal sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, proletariat adalah kelas pekerja. Mereka adalah kelas yang menjual tenaga kerjanya kepada borjuasi, yaitu memiliki kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun