Mohon tunggu...
Fadel Zifa Zila
Fadel Zifa Zila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tanggapan dan Peran Mahasiswa Farmasi terhadap Masalah Penolakan Vaksin Covid-19

25 April 2021   16:39 Diperbarui: 25 April 2021   17:11 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Protein paku SARS-CoV-2 yang berisi struktur 3-D di daerah RBD berkerja untuk mempertahankan kekuatan van der waals . Sisa dari zat perekat 394 di kawasan RBD di SARS-CoV-2 dikenali dari sisa listrik 31 yang penting pada reseptor ACE2 manusia . Dikarenan mudahnya penularan, sehingga membuat penyakit ini juga memiliki resiko tinggi untuk menginfeksi para tenaga medis yang sedang merawat pasien yang mengidap COVID-19 . Oleh karena itu , para tenaga medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlulah menggunakan alat pelindung diri ( APD ). Selain itu ,  pemerintah bersama dengan perusahaan farmasi dan berbagai institusi kesehatan kini juga sendang mengembangkan dan meneliti vaksin COVID-19.

Setelah melalui uji klinis dan dinyatakan efektif dan aman diberikan pada manusia , pembuatan vaksin COVID-19 akan diteruskan secara massal agar dapat diberikan kepada masyarakat . Beberapa tindakan pencegahan penyebaran Covid-19 yang dapat dilakukan yaitu seperti penerapan physical distancing ( menjaga jarak dengan orang lain ) , menggunakan masker saat keluar rumah untuk beraktivitas , sering -- sering dan biasakan untuk selalu mencuci tangan setelah melakukan Sesutu dan sebelum makan , menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat dan fit , hindari kontak dengan pasien penderita COVID-19 , dan selalu menjaga kebersihan benda yang sering disentuh dan lingkungan .

Pemerintah sudah menjalankan program vaksinasi Covid-19 secara massal , namun hal itu tidak berjalan mulus sejak awal dimulai sosialisasinya. Selama sosialisasi untuk program vaksinasi Covid-19 secara massal , narasi penolakan masyarakat diikuti hoaks seputar vaksin , seperti vaksin Covid-19 memiliki efek yang dapat membuat organ reproduksi laki -- laki menjadi lebih besar , dapat membuat seseorang menjadi buaya , dapat menyebabkan autism dan masih banyak lagi . Hal tersebut membuat banyak warga masyarakat menjadi takut untuk menggunakan vaksin Covid-19 . 

Beberapa alasan lain dilakukannya penolakan penggunaan vaksin Covid-19 oleh masyarakat yaitu di karenakan keamanan dari vaksin, keraguan akan tingkat keefektifitas vaksin , kekawatiran adanya efek samping terhadap penggunaan vaksin dan beberapa alasan keagamaan . Bukan hanya pada saat ini saja fenomena penolakan menggunakan vaksin seperti ini muncul . 

Dari berbagai literatur hasil penelitian yang telah diterbitkan oleh sejumlah jurnal internasional terakreditasi disebutkan bahwa keraguan (hesitancy) dan penolakan (refusal) terhadap penggunaan vaksin sudah menjadi fenomena yang ditemukan jauh sebelum mulainya pandemi Covid-19 . 

Mengingat bahwa pandemi Covid-19 yang ditimbulkan oleh virus corona SARS-CoV-2 ini masih baru dan vaksin yang akan diberikan juga masih baru . selain itu beberapa vaksin bahkan masih dalam fase penelitian dan uji coba. namun , sebagian besar dari kalangan paramedis dan WHO meyakini bahwa vaksin merupakan satu solusi yang diharapkan dapat  mampu menjadi upaya preventif atau mitigasi untuk mencegah , memutus , ataupun paling tidak memperlambat proses transmisi dan penularan suatu penyakit, termasuk Covid-19 . Program vaksinasi Covid-19 secara massal diawali dengan penyuntikan kepada Presiden Joko Widodo . 

Selanjutnya , vaksin Covid-19 disuntikkan secara bertahap kepada para tenaga medis, pejabat publik hingga sampai para tokoh agama . pemerintah juga telah mebuat sebuah hukum bagi orang -- orang yang menolak menggunakan vaksin Covid-19 yaitu bagi yang menolak menggunakan vaksin Covid-19 akan mendapat hukum penjara dan denda hingga sampai Rp 100 juta . 

Dari sudut pandang saya sebagai penulis dan juga sebagai mahasiswa farmasi penolakan -- penolakan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut hanya akan membuat pandemi Covid-19 ini berlangsung lebih lama lagi . maka saya bepikir bahwa bagi mahasiswa farmasi untuk dapat membantu untuk mensosialisasikan penggunaan vaksin Covid-19 dan keberhasilan uji klinis terhadap vaksin Covid-19 dengan tingkat efektivitas dan keamanan tinggi , dengan efek samping yang tidak membahayakan kesehatan kepada masyarakat luas dan membantu pemerintah dalam melaporan berita hoaks mengenai efek vaksin Covid-19 . selain itu juga dapat tetap melakukan dan mensosialisasikan protocol kesehatan 3M yaitu menggunakan masker , mencuci tangan dengan sabun , dan menjaga jarak harus tetap dilakukan selama masa pandemi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun