Mohon tunggu...
fadel mubarok
fadel mubarok Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Prediksi Tren Fashion 2026: Kenapa Saya Bertaruh pada UMKM Batik Seperti Butik Surya Dewi?

15 Oktober 2025   11:25 Diperbarui: 15 Oktober 2025   11:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Prediksi Tren Fashion 2026: Kenapa Saya Bertaruh pada UMKM Batik Seperti Butik Surya Dewi?

Oleh: fadelmubarok

Beberapa hari lalu, saat sedang scroll media sosial, saya berhenti di sebuah postingan teman. Dia, seorang profesional muda di Jakarta, memakai blus batik dengan potongan yang sangat modern, dipadukan dengan celana kulot. Keren sekali. Pemandangan ini membuat saya berpikir, "Sejak kapan batik jadi se-keren ini untuk dipakai sehari-hari?"

Dulu, sekitar tahun 2010-an, batik adalah seragam wajib hari Jumat atau pakaian untuk kondangan. Kaku, formal, dan jujur saja, kadang terasa 'tua'. Tapi sekarang, di penghujung tahun 2025, situasinya benar-benar berbeda. Batik telah berevolusi.

Sebagai orang yang suka mengamati pergerakan pasar, saya punya prediksi: tahun 2026 akan menjadi puncak keemasan bagi UMKM fashion etnik modern di Indonesia. Dan saya yakin, pemenangnya bukanlah brand raksasa, melainkan para pemain cerdas berskala kecil hingga menengah.

Belum lama ini, saya tak sengaja menemukan sebuah brand bernama Butik Surya Dewi di marketplace. Awalnya biasa saja, tapi setelah saya telusuri, model bisnis mereka seolah menjadi jawaban atas prediksi saya. Izinkan saya berbagi analisis, mengapa saya begitu optimis dengan masa depan bisnis seperti ini.

Prediksi #1: "Hyper-Local Pride" Akan Jadi Standar, Bukan Lagi Pilihan

Ingat tidak, saat pandemi beberapa tahun lalu (2020-2022) memaksa kita untuk lebih sadar dengan produk lokal? Data historis menunjukkan, momen itu menjadi titik balik. Gerakan "Bangga Buatan Indonesia" bukan lagi sekadar slogan, tapi sudah mendarah daging, terutama bagi Gen Z dan Milenial.

Saya prediksi, di tahun 2026, konsumen tidak hanya akan memilih produk lokal, mereka akan mencarinya secara aktif. Mereka akan lebih tertarik dengan cerita di balik sebuah produk. Sebuah kemeja yang dibuat oleh bisnis keluarga dari rumah, yang ceritanya dibagikan di media sosial, akan terasa jauh lebih bernilai daripada produk massal tanpa cerita. Konsumen ingin tahu siapa yang mereka dukung dengan uang mereka.

Prediksi #2: Konsumen 2026 Akan Semakin "Cerdas Kualitas", Bukan Sekadar "Cerdas Harga"

Mari kita jujur, era membeli baju murah yang hanya bertahan tiga kali cuci sudah mulai ditinggalkan. Isu fast fashion dan keberlanjutan (sustainability) membuat kita lebih bijak. Data dari berbagai laporan tren konsumen global menunjukkan pergeseran perilaku: orang lebih memilih membeli satu barang berkualitas yang awet daripada lima barang murah yang cepat rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun